Pers juga berada di bawah pengawasan pemerintahan Jepang.
Baca juga: Sejarah Panjang Tengkleng Khas Solo, Lahir dari Masa Kelam di Masa Penjajahan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang, semua kalangan dapat mengakses pendidikan, meski sistemnya berfokus pada kebutuhan perang.
Pendidikan memang dapat diakses semua kalangan, tetapi jumlah sekolah menurun drastis, dari semula 21.500 menjadi 13.500.
Baca juga: Mengapa JP Coen Dianggap Peletak Dasar Penjajahan VOC di Indonesia?
Saat Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan sistem ekonomi perang.
Jepang menguasai sumber-sumber bahan mentah dari berbagai wilayah Indonesia.
Tujuannya untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya.
Di bidang moneter, pemerintah Jepang berusaha mempertahankan nilai gulden Belanda. Hal itu dilakukan agar harga barang-barang dapat dipertahankan sebelum perang.
Baca juga: Jenderal Hitoshi Imamura: Pemimpin Penjajahan Jepang di Indonesia
Pemerintah Jepang mengajak bekerja sama golongan nasionalis, seperti Soekarno, Hatta, dan juga Sjahrir.
Jepang menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Indonesia.
Saat itu, Wakil Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal Harada Yosyikazu, bertemu dengan golongan ini untuk menyatakan bahwa Jepang tidak ingin menjajah Indonesia, melainkan ingin jadi saudara tua bangsa Asia.
Baca juga: Sinopsis Sang Kiai, Perlawanan KH Hasyim Asyari terhadap Penjajahan Jepang
Namun, Jepang mengeluarkan undang-undang politik yang justru banyak merugikan bangsa Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.