Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/05/2021, 21:06 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BERN, KOMPAS.com - Dari jauh seperti menempel di dinding bukit. Dari dekat laksana memasuki lorong tikus. Sempit dan berkelok-kelok.

Pemanas ruangan nihil, pasokan air minum juga kembang kempis. Siang lancar, menjelang senja mampet. "Kami disarankan menampung air di bak mandi,“ kata salah satu penduduk setempat.

Bangunan rumah sangat khas. Semua dari batu. Dinding dan lantainya dari batu, jenis granit. Tidak terkecuali atapnya. Tiap rumah hanya ada dua ruangan. Sempit dan berpintu langsung keluar ruangan. Rumah Rustico, mereka menyebutnya.

Baca juga: Inilah Kampung Swiss yang Ditinggalkan Warganya

Ada 70 rumah di sana. Sebanyak 30 bangunan kosong melompong dan 30 bangunan masih berpenghuni. Sisanya rusak, menjadi puing reruntuhan, dikuasai alam.

Dari 30 bangunan itu pun, hanya beberapa buah yang dihuni normal. Sisanya disewakan untuk turis yang mau tetirah.

Inilah Corippo. Tempat yang dijuluki desa terkecil di Swiss. 11 jiwa penduduknya, dan usianya rata rata di atas 60 tahunan. Jika tidak ada pendatang baru yang mau menetap di sini, Corippo akan hanya tinggal bangunan batu dan nama.

Menyerah dengan keadaan? Agaknya tidak berlaku di Corippo. Lambat tetapi pasti, Corippo kini mulai bangkit dari mati surinya.

Ketika Kompas.com berkunjung ke sana, tidak terlihat ada banyak kehidupan. Kantor desa tutup, gereja juga kosong. Pintu kayu rumah batu itu juga tertutup rapat. Jikapun ketemu manusia, itu pun dua turis yang sedang menyewa penginapan di sana.

"Wandern (hiking),“ jawab turis itu. Corippo berada di ketinggian 600 mdpl. Cocok untuk menyepi di malam hari. Siang harinya, ya itu tadi, wandern alias hiking.

Baca juga: 5 Desa Bebas Kendaraan Bermotor di Swiss, Punya Udara yang Segar

Ada beberapa obyek wisata yang menarik, bahkan viral di sekitar Corippo. Nun di bawah sana, 30 menitan jalan kaki, tepatnya di Lembah Verzasca, mengalir sungai berair hijau jernih, yang ditahbiskan sebagai Maladewa-nya Swiss.

Tak jauh dari sungai surgawi itu, ada bendungan yang menjadi terkenal, karena Pierce Brosnan, James Bond zaman itu, meloncat dengan seutas tali dalam film Golden Eye.

Telaga Lago Maggiore, yang menempel di kota Locarno, juga hanya 20 menit dengan mobil dari desa ini. Untuk tetirah, menyelami kesunyian alam, Corippo sangat ideal.

Namun untuk menetap, sebagai rumah tinggal, itu soal lain. Jumlah penduduknya merosot terus menerus. Sekitar 100 tahun silam masih ada 300 jiwa, kini tersisa hanya 11 jiwa. Itu pun semua sudah manula.

"Yang muda berkelana, menikah dan tidak mau kembali lagi kemari,“ kata Claudio Scettrini, warga Corippo. Bukannya sama sekali tidak mau kembali, imbuh Scettrini. "Namun pacar, atau istri, tidak ada yang mau diajak menetap disini,“ katanya.

"Punah jelas tidak,“ kata sekretaris desa Verzasca, desa sebelah Corippo, menjawab pertanyaan Kompas.com. "Bahkan Juni tahun ini, hotel di Corippo sudah siap menerima tamu,“ katanya. 11 jiwa penduduk Corippo, imbuhnya, juga masih tinggal disana.

Baca juga: 13 Kegiatan Seru di Swiss, Cocok untuk Wisata Keluarga

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com