Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koin Sastra untuk PDS HB Jassin!!

Kompas.com - 21/03/2011, 14:06 WIB

Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. SK IV 215 tertanggal 16 Februari 2011, yang ditandatangani langsung oleh Fauzi Bowo yang menyatakan bahwa PDS HB Jassin hanya memperoleh anggaran Rp 50 juta setahun membuat "berang" banyak kalangan.

Dengan anggaran sebesar itu, sangat jauh dari yang disebut cukup. Bayangkanlah, untuk biaya pengasapan buku saja sudah habis Rp 40 juta sendiri dan pemeliharaan dengan pengasapan idealnya dilakukan dua kali setahun agar buku tidak mudah hancur dan dimakan ngengat? Belum lagi penggajian 14 pegawai yang sudah sebegitu setia berada di tempat itu dengan gaji yang sangat minim.

Melihat kondisi tersebut, salah seorang pelaku sastra, Khrisna Pabichara, penyair dan prosais, tergerak hatinya menggalang dana untuk menyelamatkan keberadaan PDS HB Jassin melalui kegiatan "Koinsastra". Bersama para pencinta sastra, "Koinsastra" pun menggelinding hingga ke daerah-daerah di luar Jakarta.

Berikiut adalah catatan Khrisna untuk mengetuk hati para pencinta sastra khususnya dan ilmu pengetahuan umumnya untuk bersama-sama menggalang dana demi menyelamatkan PDS HB Jassin.

18 Maret 2011, 13:15

Jumat sore (18/03, 13.15) saya membuka akun twitter. Belum beberapa menit berselang, berita mengenaskan seperti menampar-nampar muka saya: PDS HB Jassin terancam ditutup karena keterbatasan dana pengelolaan. Segera saja saya bersinggungan dengan teman-teman di twitter untuk "melansir" lebih gencar kabar tersebut, sekaligus mencari jalan alternatif untuk menghindari "kebangkrutan" PDS HB Jassin.

Saat itu, saya paling sering bertukar kabar dengan Putu Fajar Arcana, Indah Ariani, dan Ahmad Makki. Seluruh teman twitter saya pun segera saya kirimi ajakan untuk "memikirkan" keberadaan PDS HB Jassin. Tak melintas sejenak pun hajat untuk menjadi "malaikat penyelamat". Semuanya dilatari oleh cinta dan kecemasan. Kecintaan pada peradaban yang menggunung di PDS HB Jassin, dan kecemasan membayangkan nasib generasi mendatang jika mereka kehilangan PDS HB Jassin.

Tak puas bermain kabar di twitter, saya mainkan status saya di facebook. Bahkan saya mengirim pesan pendek ke beberapa Sahabat yang saya yakin memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap nasib PDS HB Jassin. Alhasil, menjelang pukul 19.00, muncullah ide penggalangan dukungan untuk "istana sastra" yang dibangun dengan sepenuh cinta oleh HB Jassin itu. Persoalannya, bagaimana cara menggalang ide yang bisa "gaung"-nya berdentum hingga ke hati seluruh komponen rakyat? Lalu, mencuatlah ide Gerakan #koinsastra Peduli PDS HB Jassin. Bahkan, ide itu semakin merebak dan merambah luas ke daerah-daerah. Bung Warih W. menginisiasi penggalangan dana #koinsastra di Museum Sidik Jari Denpasar, Bung Nanang Suryadi menggelar baca puisi di UMM Malang, dan rencana inisiasi gerakan di daerah lainnya.

Maka, saya pun terserang penyakit susah tidur (padahal malam-malam sebelumnya bahkan lebih susah tidur).

19 Maret 2011, 08:00

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com