Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Kompas.com - 25/04/2024, 13:05 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Pemilihan nama "Iran" juga dimaksudkan untuk mencerminkan keragaman budaya dan etnik yang lebih besar di dalam negara tersebut. Iran tidak hanya rumah bagi orang Persia, tetapi juga bagi banyak suku dan kelompok etnis lain seperti Azeri, Kurd, Lur, Baloch, dan Arab. Reza Shah berharap bahwa dengan mengadopsi nama yang lebih inklusif, ia dapat memperkuat integrasi nasional dan mengurangi fokus pada Persia sebagai entitas budaya dominan.

Di panggung internasional, penggunaan nama "Iran" segera diadopsi dan dipromosikan melalui diplomasi dan komunikasi resmi. Keputusan itu pada awalnya mengejutkan banyak negara yang terbiasa dengan nama "Persia". Namun, dengan berjalannya waktu, nama baru ini membantu menegaskan kembali posisi Iran sebagai pemain global yang aktif dengan sejarah kuno dan kompleksitas etno-kultural yang luas.

Di dalam negeri, reaksi terhadap perubahan nama itu beragam. Beberapa menerima perubahan itu sebagai simbol modernisasi dan kebangkitan nasional, sementara yang lain, terutama kalangan intelektual dan sejarawan, merasa bahwa nama "Persia" memiliki konotasi sejarah dan budaya yang lebih kaya dan lebih mendalam. Meski begitu, sejak dekret tersebut, nama "Iran" telah menjadi identitas resmi negara tersebut.

Apakah Ada Kaitan dengan Propaganda Ras Arya Nazi?

Ada narasi yang mengaitkan perubahan nama Persia menjadi Iran sebagai bagian dari upaya Reza Shah Pahlavi untuk menarik simpati Nazi Jerman yang sedang naik daun saat itu. Nazi Jerman mengagung-agungkan keunggulan ras Arya.

Namun hal itu masih menjadi topik perdebatan di kalangan sejarawan dan merupakan bagian dari interpretasi yang lebih luas terhadap kebijakan luar negeri dan domestik Reza Shah Pahlavi. Persepsi itu tidak sepenuhnya tanpa dasar, tetapi penting untuk memandangnya dalam konteks yang lebih luas.

Pada tahun 1930-an, Reza Shah memang mencari cara untuk memodernisasi Iran dan mengurangi pengaruh kolonial Barat, khususnya Inggris dan Rusia, di negaranya. Di saat yang sama, Jerman muncul sebagai kekuatan ekonomi dan militer yang signifikan di Eropa.

Menurut Nikki R. Keddie dalam "Modern Iran: Roots and Results of Revolution" (1981), keterlibatan ekonomi dan aktivitas teknis Jerman di Iran meningkat selama tahun-tahun ini, dan Jerman dianggap sebagai model alternatif untuk modernisasi yang tidak terikat dengan kepentingan kolonial.

Baca juga: Nazi Pernah Kirim Tim ke Tibet untuk Selidiki Asal-usul Ras Arya

Ideologi Nazi yang mengagungkan ras Arya dan menarik garis hubungan dengan bangsa Iran memang dimanfaatkan oleh propaganda Jerman. Namun, ini tidak berarti bahwa keputusan Reza Shah untuk mengubah nama negara adalah dorongan langsung atau semata-mata untuk mendekatkan Iran dengan Nazi Jerman.

Menurut Stephanie Cronin dalam "The Making of Modern Iran: State and Society under Riza Shah, 1921–1941" (2003), meskipun ada unsur-unsur simpati dan pemanfaatan narasi Aryan dalam diplomasi Iran, langkah itu lebih kompleks dan melibatkan faktor-faktor domestik seperti nasionalisme, identitas etnis, dan keinginan untuk memperkuat kedaulatan nasional.

Dengan demikian, narasi yang menyatakan bahwa perubahan nama tersebut adalah upaya untuk menyenangkan Nazi Jerman adalah simplifikasi dari realitas yang lebih kompleks. Meskipun ada elemen-elemen yang mungkin tumpang tindih dengan kepentingan Jerman, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa ini adalah alasan utama atau satu-satunya untuk perubahan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com