Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Kompas.com - 19/04/2024, 07:00 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

 Indonesia Jadi Pusat Perdagangan Sampah Ilegal

Setelah China memberlakukan pembatasan besar-besaran tahun 2018, Indonesia mengalami peningkatan drastis impor sampah. Menurut Biro Statistik Indonesia, kebanyakan sampah yang diterima Indonesia adalah kertas dan plastik yang berasal dari negara-negara di Eropa. Sampah-sampah yang diterima tidak semuanya dalam kondisi layak.

Ketika ada sampah plastik yang bermasalah, sampah tersebut pada akhirnya akan dibuang atau disumbangkan kepada masyarakat lokal yang kemudian melakukan pemilahan dan pembakaran plastik secara ilegal. Pembakaran sampah sembarangan kemudian dapat menghasilkan dioksin dan bahan kimia berbahaya dalam jumlah besar yang dapat meracuni rantai makanan manusia.

Banyak penduduk desa di Indonesia mengeluhkan penyakit pernapasan dan gangguan perut akibat asap pembakaran dan makanan terkontaminasi yang mereka konsumsi. Dalam kasus yang buruk, beberapa menderita penyakit kanker dan harus meninggalkan rumah mereka.

“Di Indonesia, tidak ada ekosistem yang mendukung konsumsi, produksi, dan daur ulang berkelanjutan,” kata Yuyun Ismawati, penasihat senior di lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan lingkungan, Nexus3 Foundation, kepada DW.

Respon Negara-Negara Asia Tenggara

Negara-negara di Asia Tenggara telah merespon peningkatan drastis impor sampah ini dengan upaya pengembalian sampah ke negara asalnya, mengumumkan pelarangan impor beberapa jenis sampah, dan memperketat peraturan serta meningkatkan penegakan hukum.

Salah satu contoh upaya Asia Tenggara dalam menghadapi krisis ini seperti yang terjadi pada tahun 2019, ketika pemerintah Malaysia mengeluarkan pernyataan bahwa Malaysia bukanlah tempat pembuangan sampah dan mengancam akan mengembalikan semua sampah yang ada ke negara asalnya.

Bukan sekedar mengancam, pengembalian sampah ini faktanya benar-benar terjadi. Di tahun yang sama, Malaysia telah mengembalikan lebih dari 4.120 ton sampah plastik ke 13 negara asalnya. Tidak hanya itu, pemerintah Malaysia juga telah menutup hampir 200 pusat daur ulang plastik ilegal di negara itu sejak tahun 2019 sampai dengan 2020.

Di Filipina, presiden mereka kala itu, Rodrigo Duterte, bahkan sampai mengancam akan melancarkan perang sampah di perairan Kanada setelah menemukan kira-kira 2.700 ton sampah Kanada dengan label yang salah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com