Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Kompas.com - 18/04/2024, 15:13 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Video itu juga menampilkan Menteri Keamanan dan Urusan Perbatasan Negara Bagian Rakhine, Kolonel Kyaw Thura sedang mengawasi operasi tersebut.

Aung Kyaw Moe, Wakil Menteri Hak Asasi Manusia Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mengatakan, junta “berusaha menggunakan orang-orang Rohingya sebagai perisai manusia untuk keuntungan politik.”

“Junta militer, yang telah kalah telak dalam pertempuran melawan Tentara Arakan, memanfaatkan warga Rohingya karena kebutuhan untuk memperkuat barisan mereka, dan membawa mereka dari kamp-kamp pengungsi di mana tidak ada lahan untuk lari,” katanya.

Tentara Arakan (AA)

Tentara Arakan (AA) pertama kali muncul tahun 2009. Kelompok itu didirikan oleh para pemimpin muda Rakhine dan merupakan faksi militer terlatih dan bersenjata lengkap yang mewakili etnis minoritas yang beragama Budha. AA juga merupakan bagian dari Aliansi Tiga Persaudaraan yang terdiri dari Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar dan Tentara Pembebasan Nasional Ta’Ang.

Diperkirakan terdapat 45.000 tentara yang tergabung dalam AA. Misi AA ini adalah “memulihkan kedaulatan rakyat Arakan”.

AA mengawali pertarungannya dengan junta pada November 2023. Pada Januari dan Februari, lusinan warga sipil Rohingya tewas akibat serangan junta.

Taktik Rekrutmen Paksa

Beberapa warga Rohingya telah mengonfirmasi kepada VOA bahwa kira-kira 500 anak muda Rohingya di kamp IDP telah mengikuti pelatihan militer. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan adanya penggunaan taktik rekrutmen paksa oleh junta.

“Ketika militer menerapkan undang-undang wajib militer, komandan junta mengunjungi kamp-kamp IDP di desa Sittwe dan Rohingya sekitar tanggal 11-13 Februari, daerah yang sebelumnya mereka hindari,” kata pemuda Rohingya kepada VOA.

“Mereka pertama-tama berkonsultasi dengan para pemimpin kamp, kemudian menekan kami untuk mengangkat senjata, dengan alasan tugas kami sebagai warga negara Myanmar berdasarkan undang-undang wajib militer.”

Pemuda tersebut menambahkan, mereka juga diancam akan menghadapi konsekuensi jika menolak mengikuti arahan angkat senjata itu.

“Rohingya, yang telah mengalami penindasan parah oleh militer Myanmar, hingga mencapai tingkat tuduhan genosida di negara bagian Rakhine, kini dipaksa oleh tentara untuk bergabung dalam barisan mereka dan menghadapi Tentara Arakan sebagai tameng manusia. Pemuda Rohingya dari desa tidak mampu melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh,” tambah pemuda Rohingya tersebut.

Beberapa video yang telah bertebaran di media sosial memperlihatkan orang-orang Rohingya yang direkrut militer tengah mengenakan seragam dan memegang senapan sembari duduk di atas truk militer ataupun menjalani pelatihan militer di lapangan. Investigasi VOA dengan sumber lokal menunjukkan lokasi pengambilan video-video tersebut ada di dekat Sittwe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com