Sejak didirikan tahun 1948, Israel menyadari bahwa negaranya dikelilingi oleh negara-negara bermusuhan yang punya lebih banyak penduduk. Strategi pertahanan Israel menekankan pada swasembada dan teknologi maju.
Filosofi itu telah diperkuat dan disempurnakan oleh pengalaman bangsa itu dalam perang-perang sebelumnya pada tahun 1948-49, 1956, 1967, dan 1973, serta konflik-konflik sebelumnya di Gaza dan Tepi Barat.
Belanja pertahanan Israel sesuai dengan prioritas ini. Tahun 2022, Israel menghabiskan 4,5 persen dari produk domestik brutonya untuk pertahanan, jumlah terendah dalam beberapa dekade tetapi tetap lebih besar untuk hitungan per orang jika dibandingkan dengan negara-negara lain, sebesar 2.623 dolar, kecuali dibanding dengan Qatar.
Baca juga: Apa yang Akan Terjadi jika Israel Serang Iran?
Untuk ukuran sebuah negara kecil, Israel mempunyai industri pertahanan yang sangat dihormati, yang dapat meningkatkan produksi dalam waktu singkat jika terjadi peningkatan pertempuran. Tiga perusahaan Israel masuk dalam 100 produsen senjata terbesar dunia: Elbit Systems memproduksi amunisi dan artileri; Israel Aerospace Industries memproduksi pesawat tak berawak; dan Rafael membuat sistem pertahanan udara.
Rafael dan Israel Aerospace Industries berkolaborasi untuk mengembangkan sistem pertahanan rudal Iron Dome yang sangat disegani. AS memberi bantuan pengembangan, dan sekitar setengah komponen Iron Dome dibuat di AS.
Dipimpin oleh perusahaan-perusahaan tersebut, Israel telah berubah dari importir senjata menjadi eksportir senjata terbesar ke-10 di dunia. Sebagian besar keberhasilan mereka dalam industri senjata merupakan hasil dari kewirausahaan dan inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan, serta hubungan sipil-militer.
Karena sebagian besar warga Israel diwajibkan untuk bertugas di militer, mereka mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan dan kepemimpinan pada usia muda. Mereka juga cenderung diberi tugas dengan tingkat tanggung jawab yang tinggi. Semua ini berkontribusi pada startup dan budaya kewirausahaan di negara ini.
Israel juga mengimpor senjata dari negara lain. Menurut database transfer senjata Stockholm International Peace Research Institute, sebanyak 68 persen impor senjata Israel dari tahun 2013 hingga 2022 berasal dari AS. Sebanyak 28 persen lainnya berasal dari Jerman.
Italia juga merupakan salah satu negara eksportir senjata terbesar ke Israel. Namun setelah perang pecah di Gaza, Italia mengumumkan akan berhenti mengirimkan senjata ke Israel meski pada akhirnya beberapa ekspor senjata masih terus berlanjut.