Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Dituduh Menjual Alkitab untuk Kebutuhan Kampanye

Kompas.com - 09/04/2024, 05:00 WIB
Paramita Amaranggana,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber CNN,CNBC,NPR

DONALD Trump merupakan pebisnis sekaligus mantan presiden Amerika Serikat (AS), dia menjadi presiden ke-45, dengan segudang kontroversi. Sebagai contoh, saat ia baru menjabat presiden beberapa bulan, Trump mengeluarkan undang-undang yang melarang sementara pendatang dari tujuh negara populasi mayoritas Muslim dengan alasan keamanan nasional. Undang-undang itu mendapat kecaman dari rakyat dan pengadilan AS (Britannica.com)

Belum lama ini, Trump diterpa kontroversi baru terkait uang tutup mulut atau hush money. Kasus uang tutup mulut itu berpusat pada tuduhan bahwa Trump telah memalsukan catatan pengeluaran perusahaannya untuk menyembunyikan riwayat transaksi dengan mantan pengacaranya, Michael Cohen, yang membantu Trump mengubur cerita-cerita negatif seputar dirinya selama kampanye presiden tahun 2016.

Baca juga: Trump Bayar Uang Jaminan Rp 2,78 Triliun dalam Kasus Penipuan Sipil di New York

Salah satu cerita negatif yang ditutup-tutupi yaitu terkait hubungan seksual di luar nikah antara Trump dengan aktris film dewasa, Stormy Daniels. Berdasarkan laporan AP News,  Cohen diduga telah membayar Daniels sebesar 130.000 dolar AS agar perempuan itu menyembunyikan kisah tersebut.

Kasus itu sampai saat ini belum juga usai dan masih dalam proses di pengadilan. Namun kini Trump justru mengundang kontroversi baru lagi yang mungkin saja dapat mengancam posisinya pada pemilihan umum (pemilu) November mendatang.

Menjual Alkitab hingga Parfum

Di tengah-tengah Pekan Suci umat kristiani pada akhir Maret lalu, Trump melalui akun Truth Social-nya mengumumkan peluncuran sebuah Alkitab yang diberi nama “God Bless The USA Bible”. Terinspirasi dari lagu patriotik ciptaan Lee Greenwood, “God Bless The USA”, Alkitab yang dipatok harga 59.99 ini juga mencakup salinan dokumen sejarah termasuk Konstitusi AS, Deklarasi Kemerdekaan, dan Ikrar Kesetiaan.

“Selamat Pekan Suci! Mari Membuat Amerika Berdoa Lagi," tulis Trump. "Menjelang Jumat Agung dan Paskah, saya mendorong Anda untuk mendapatkan salinan Alkitab God Bless The USA.”

Hal ini mendapat banyak reaksi negatif dari berbagai pihak karena ini terjadi hanya dalam beberapa minggu setelah Trump meluncurkan sederet produk untuk menyukseskan kampanyenya antara lain seperti sepatu kets hingga parfum.

Sepatu kets yang dijualnya berharga 199 hingga 399 dolar, dengan dua desain mencakup angka 45 yang terinspirasi dari jabatan Trump dahulu selaku presiden ke-45 AS. Di sisi lain, cologne dan parfumnya dijual dengan harga 99 dolar. Keduanya diberi nama “Victory47”.

Trump juga memiliki produk-produk lain, salah satunya NFT bergambar dirinya dalam berbagai karakter yang disebut sebagai Trump Digital Trading Cards.

Merek sneakers milik Donald Trump, seri T-Red Wave dan Potus 45
Dok. GetTrumpSneakers.com. Merek sneakers milik Donald Trump, seri T-Red Wave dan Potus 45
Seorang komentator politik konservatif, Charlie Sykes, mengecam Trump karena telah "mengomodifikasi Alkitab selama Pekan Suci.” Senator Demokrat, Amy Klobuchar dari Minnesota juga mengkritik gerakan Trump ini karena dinilai telah “secara harfiah mengambil kitab suci dan menjualnya, dan menaruhnya di sana untuk menghasilkan uang bagi kampanyenya.”

Pihak Trump membantah akan menggunakan hasil dari penjualan Alkitab ini untuk keperluan kampanye.

GodBlessTheUSABible.com tidak bersifat politis dan tidak ada hubungannya dengan kampanye politik apapun,” demikian pernyataan yang tercantum pada laman GodBlessTheUSABible.com di bagian FAQ.

Baca juga: Mantan Penasehat Gedung Putih: Trump Tak Cukup Pintar untuk Jadi Diktator

Walau demikian, situs tersebut menambahkan bahwa mereka menggunakan nama, rupa, dan gambar Trump “di bawah lisensi berbayar dari CIC Ventures LLC.” Trump sendiri terdaftar sebagai manajer, presiden, sekretaris, dan bendahara CIC Ventures LLC dalam laporan keuangan tahun lalu.

Tidak hanya itu, laporan keuangan tersebut juga mengungkap bahwa Trump telah menghasilkan lebih dari 5 juta dolar melalui perusahaan tersebut. Sebuah catatan bisnis Florida bahkan menunjukkan bahwa alamat CIC sama dengan alamat klub golf Trump di West Palm Beach, Florida.

Trump Dikecam

Selain dari Skyes dan Klobuchar, Trump juga mendapat kecaman dari seorang sejarawan, Jemar Tisby.

“Hal yang sangat buruk tentang hal ini adalah hal ini memengaruhi pengabdian masyarakat kepada Tuhan dan kecintaan mereka terhadap negara, yang keduanya sendiri mungkin tidak berbahaya atau bahkan baik,” kata Tisby. “Namun dalam upaya ini, mereka memadukan keduanya. Dan dengan Trump sebagai juru bicaranya, ia menyampaikan pesan yang sangat jelas tentang jenis agama Kristen dan jenis cinta terhadap bangsa yang ia promosikan.”

Mantan anggota Partai Republik, Liz Cheney, seorang Republikan dari Wyoming, mengejek Trump melalui salah satu unggahan media sosialnya yang sekaligus menyinggung kasus dugaan perselingkuhan Trump. “Selamat Pekan Suci, Donald," tulisnya. “Daripada menjual Alkitab, sebaiknya Anda membelinya. Dan membacanya, termasuk Keluaran 20:14.

Senator Raphael Warnock yang juga merupakan seorang pendeta senior di Gereja Baptis Ebenezer di Atlanta ikut mengecam Trump.

“Alkitab tidak membutuhkan dukungan Donald Trump, dan Yesus, pada minggu terakhir hidupnya, mengusir para penukar uang keluar dari kuil, yaitu mereka yang mengambil barang-barang suci dan menggunakannya sebagai peninggalan murahan untuk dijual di pasar,” kata Warnock.

Warnock juga turut menyinggung kegagalan usaha bisnis Trump, termasuk usaha steak dan Trump University yang kini sudah tidak beroperasi lagi akibat menghadapi dampak hukum.

“Jika dia tidak menjual steak kepada kita, dia menjual kepada kita sebuah sekolah yang gelarnya tidak sebanding dengan kertas yang tertulis di sana. Jika dia tidak menjual sekolah kepada kita, dia menjual sepatu kets kepada kita, dan sekarang dia mencoba menjual kitab suci,” jelas Warnock.

Hubungan Trump dengan Alkitab telah menjadi bahan diskusi beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2020 contohnya, Trump berpose dengan Alkitab di luar gereja di Washington, D.C. di tengah protes atas pembunuhan George Floyd. Polisi Taman AS dan pasukan Garda Nasional sebelumnya telah menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa damai di wilayah tersebut, diduga untuk memberi jalan bagi sesi foto tersebut. Meski begitu, laporan pengawas pada tahun berikutnya menyatakan sebaliknya.

Pada tahun yang sama, klip wawancara Bloomberg dari tahun 2015, yang menunjukkan Trump menolak menyebutkan ayat Alkitab favoritnya atau ayat mana pun mulai muncul kembali di media sosial dan menjadi viral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com