Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Misterius "Sindrom Havana" Dituding sebagai Operasi Intelijen Rusia

Kompas.com - 02/04/2024, 14:43 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

Sumber BBC,Reuters

"Saya kira pemerintah, ketika saya berada di sana, tidak cukup serius menanggapi hal itu," katanya kepada CNN. "Saya rasa mereka tidak menganggapnya cukup serius sejak saat itu."

Namun Senator Partai Republik, JD Vance, sekutu utama Trump, menolak isi laporan tersebut. Dia menulis di X, "Sepertinya banyak jurnalis yang kehilangan akal sehatnya".

Baca juga: Penyakit Misterius Bernama Sindrom Havana Menyerang 100 Anggota CIA dan Keluarganya

Para pejabat AS sebelumnya juga mengatakan bahwa kemungkinan besar bukan kekuatan asing yang harus disalahkan terkait dengan penyakit misterius tersebut.

Namun dalam penilaian mereka terhadap "insiden-insiden kesehatan anomali" (anomalous health incidents/AHIs) - yang disampaikan tahun lalu - mereka tidak memberikan penjelasan alternatif apapun. Hal itu membuat frustrasi orang-orang yang terkena penyakit tersebut.

Nama fenomena itu diambil dari ibu kota Kuba, Havana – tempat kasus pertama terdeteksi tahun 2016 – meskipun laporan terbaru menunjukkan bahwa kasus pertama mungkin terjadi di Jerman dua tahun sebelumnya. Kasus-kasus lain telah dilaporkan di seluruh dunia, mulai dari Washington hingga China.

Pada Senin (1/4/2024), Pentagon mengatakan, seorang pejabat senior departemen pertahanan yang menghadiri pertemuan KTT NATO di Lituania tahun lalu mengalami gejala yang mirip dengan sindrom Havana.

Para personel AS yang terkena penyakit ini - termasuk staf Gedung Putih, CIA dan FBI – mengeluh pusing, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi dan mendengar suara yang intens dan menyakitkan di telinga mereka.

Sudah ada lebih dari 1.000 laporan mengenai penyakit misterius tersebut, dan puluhan kasus masih dianggap belum dapat dijelaskan secara resmi.

Anggota parlemen AS telah mengeluarkan undang-undang (UU) yang bertujuan untuk mendukung para korban. Kongres AS meloloskan UU Havana pada tahun 2021. UU itu memberi wewenang kepada Departemen Luar Negeri, CIA, dan lembaga pemerintah AS lainnya untuk membiayai staf dan keluarga mereka yang terkena penyakit tersebut selama bertugas.

Namun, sebuah penelitian National Institutes of Health (NIH) yang diterbitkan bulan lalu mengatakan, pemindaian MRI gagal mendeteksi bukti cedera otak pada puluhan personel AS yang melaporkan AHIs.

Sudah lama ada kecurigaan bahwa mereka yang terpengaruh telah terkena energi terarah atau gelombang mikro yang ditembakkan dari perangkat tersembunyi – sebuah kemungkinan yang diakui dalam laporan intelijen AS sebelumnya.

Seorang penyelidik militer AS yang memeriksa kasus-kasus sindrom itu mengatakan kepada 60 Minutes bahwa hubungan yang umum antara para korban sindrom itu adalah "hubungan yang terkait dengan Rusia". Greg Edgreen, mantan pejabat militer AS menjelaskan, "Ada beberapa sudut pandang di mana mereka (para korban) bekerja melawan Rusia, fokus pada Rusia, dan melakukannya dengan sangat baik."

Salah satu korban sindrom tersebut, seorang agen FBI, menceritakan kepada 60 Minutes tentang pengalamannya diserang kekuatan yang sangat kuat di rumahnya di Florida tahun 2021.

“Suara di dalam telinga kanan saya rasanya seperti suara bor dokter gigi yang sangat kuat," katanya kepada program tersebut. "Rasanya bor tersebut dekat sekali dengan gendang telingamu."

Perempuan itu, yang dikenal sebagai Carrie, mengatakan bahwa dia akhirnya pingsan dan kemudian mengalami masalah dengan memor dan konsentrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com