Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Panjang Konflik Ukraina: Gerakan Nasionalis hingga Invasi Rusia (II)

Kompas.com - 13/02/2024, 12:14 WIB
Egidius Patnistik

Penulis

SELAMA satu milenium terakhir wilayah Ukraina kerap dilanda konflik. Sejak abad kesembilan hingga abad ke 19, berbagai bangsa menguasai wilayah itu, dari bangsa Viking, Mongol, Lituania, Polandia, Rusia, Ottoman, Swedia, Prancis, Austria, Jerman, Rumania, dan Cekoslowakia.

Baca juga: Sejarah Panjang Konflik Ukraina: Zaman Kievan Rus hingga Napoleon (I)

Pada tahun 1800-an, Ukraiana mulai mengupayakan kemederkaan tetapi kemudian dilindas Rusia. Tahun 1991, menjelang Uni Soviet runtuh, Ukraina resmi merdeka. Namun itu tidak berarti konflik lenyap dari wilayah tersebut.

Di bawah ini adalah timeline konflik di Ukraiana dalam 200 tahun terakhir, sejak munculnya gerakan nasionalis Ukraina tahun 1800-an hingga invasi Rusia tahun 2022.

Gerakan Nasionalis Ukraina

1800-an: Gerakan Nasionalis Ukraina -

Pada tahun 1800-an, gerakan kaum nasionalis bermunculan di seluruh Eropa, termasuk Ukraina. Para pelopor gerakan pro-kemerdekaan mulai menyusun dan mempromosikan bahasa Ukraina, menekankan pentingnya budaya dan sejarah khas Ukraina, menyebut diri mereka sebagai orang Ukraina untuk pertama kalinya, dan, pada akhirnya, menyerukan pemerintahan sendiri.

Rusia merespons hal itu dengan serangkaian tindakan represif, termasuk keputusan yang melarang penerbitan buku dan surat kabar berbahasa Ukraina.

Bahasa Ukraina tidak pernah ada, tidak ada, dan tidak akan pernah ada. Dialek-dialek yang digunakan masyarakat umum sama dengan bahasa Rusia,” demikian bunyi arahan Rusia tahun 1860-an.

1917: Dewan Ukraina Umumkan Hak untuk 'Menata Kehidupan Mereka Sendiri' -

Ketika Revolusi Rusia pecah, Central Rada yang baru dibentuk di Ukraina, sebuah dewan delegasi yang dipilih, memproklamirkan Ukraina sebagai sebuah negara di dalam Rusia, yang rakyatnya harus “memiliki hak untuk mengatur kehidupannya sendiri di tanah mereka sendiri".

1918: Kemerdekaan yang Berumur Pendek -

Ketika pasukan Bolshevik mendekat, Central Rada mendeklarasikan kemerdekaan penuh untuk Ukraina. “Jin kemerdekaan kini sudah keluar dari botol kekaisaran,” tulis Serhii Plokhy, sejarawan dan penulis Rusia.

Ukraina kemudian menandatangani perjanjian damai dengan Blok Sentral yang menyetujui intervensi militer Jerman dan Austria. Seperti yang diharapkan pemerintah Ukraina, Jerman dan Austria berhasil memukul mundur kaum Bolshevik, setidaknya sampai penandatanganan gencatan senjata pada Perang Dunia I memaksa mereka keluar dari Ukraina.

Namun mereka juga ikut campur dalam urusan Ukraina, dengan menggulingkan Central Rada dan mengangkat pemimpin boneka yang pro-Jerman. Pada tahun yang sama, upaya kemerdekaan kedua yang berumur pendek gagal di Ukraina bagian barat. Upaya itu dibatalkan oleh Polandia yang baru dibentuk kembali.

1919: Ukraina Terbagi Menjadi Empat Bagian –

Setelah Perang Dunia I, Ukraina terpecah menjadi empat bagian. Rusia menguasai bagian wilayah yang terluas. Bagian wilayah yang lebih kecil dibagikan kepada Polandia, Rumania, dan Cekoslowakia.

1921: Berakhirnya Perang Saudara -

Kaum Bolshevik keluar sebagai pemenang dari perang saudara yang brutal di mana Tentara Merah (pasukan yang setia kepada kaum Bolshevik), Tentara Putih (yang anti-Bolshevik), pasukan Polandia, pasukan nasionalis Ukraina, dan milisi petani yang tidak terafiliasi mengamuk di wilayah Ukraina. Kota Kiev berpindah tangan berkali-kali. Pembantaian dilakukan oleh semua pihak.

Wilayah Ukraina yang dikontrol oleh Rusia.BBC INDONESIA Wilayah Ukraina yang dikontrol oleh Rusia.
Era Uni Soviet, Kelaparan Besar, dan Chernobyl

1922: Dimasukkan ke dalam Wilayah Uni Soviet -

Ukraina dimasukkan ke dalam Uni Soviet yang baru didirikan.

1932-33: Kelaparan di Ukraina -

Dalam usaha untuk menegaskan kendalinya atas Ukraina, diktator Uni Soviet, Joseph Stalin, merancang kelaparan, yang dikenal sebagai Holodomor. Bencana kelaparan itu mengakibatkan sekitar 3,9 juta orang Ukraina tewas. Banyak pakar menganggap hal itu sebagai tindakan genosida yang direncanakan.

Baca juga: Holodomor, Bencana Kelaparan akibat Kebijakan Stalin yang Tewaskan 3,9 Juta Warga Ukraina

1936-38: Pembersihan Besar-besaran -

Stalin melakukan pembersihan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap sebagai musuh di seluruh Uni Soviet, termasuk di Ukraina. Orang-orang yang dianggap musuh itu dieksekusi secara langsung atau dikirim ke kamp kerja paksa Gulag.

1941: Invasi Nazi Jerman -

Nazi Jerman melanggar pakta non-agresi dan menginvasi Uni Soviet. Pada akhir tahun 1941, Jerman telah merebut hampir seluruh wilayah Ukraina.

Sejumlah warga Ukraina awalnya menyambut Jerman sebagai pembebas, bahkan sampai bertugas di unit Waffen-SS Nazi yang terkenal kejam. Namun sebagian besar dari mereka segera tidak suka terhadap Nazi, sebagian karena Nazi mengirim warga sipil Ukraina ke Jerman untuk dijadikan pekerja paksa.

Salah satu pembantaian terkejam dalam Holocaust terjadi pada September 1941, ketika pasukan Nazi, dibantu polisi Ukraina, membunuh sekitar 34.000 orang Yahudi di sebuah jurang di luar Kiev.

1944: Stalin Mendeportasi Orang Tatar Krimea -

Stalin mendeportasi seluruh penduduk Tatar Krimea, sekitar 200.000 orang. Hampir setengah dari mereka yang diusir itu meninggal karena kelaparan atau penyakit saat berada di pengasingan. Sementara itu, pasukan Soviet merebut kembali Ukraina. Pasukan Soviet itu secara paksa mendeportasi ratusan ribu etnis Polandia dari Ukraina ketika mereka bergerak ke barat menuju Jerman.

1945: 1 Juta Orang Yahudi Ukraina Hilang dalam Perang Dunia II -

Perang Dunia II berakhir. Secara keseluruhan, sekitar 5 juta hingga 7 juta orang Ukraina tewas dalam perang, itu sekitar 16 persen dari populasi sebelum perang, termasuk sekitar 1 juta orang Yahudi Ukraina.

1954: Khrushchev Memindahkan Krimea ke Ukraina -

Pemerintahan Uni Soviet di bawah pimpinan Nikita Krushchev memindahkan Krimea dari Rusia ke Ukraina sebagai bentuk “persahabatan abadi”. Pemindahan itu hanya mendapat sedikit perhatian dunia saat itu karena Krimea masih berada di dalam wilayah Uni Soviet.

1986: Bencana Nuklir Chernobyl -

Sebuah uji keselamatan berubah menjadi bencana di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl di Ukraina. Hal itu menyebabkan kehancuran mematikan yang awalnya coba ditutup-tutupi pemerintah Soviet. Bencana tersebut, yang dianggap sebagai kecelakaan nuklir terburuk dalam sejarah, sering kali dianggap sebagai penyebab keruntuhan Uni Soviet.

Kemerdekaan Ukraina

1991: Ukraina Mendeklarasikan Kemerdekaan -

Saat Uni Soviet berada di ambang kehancuran, parlemen Ukraina mendeklarasikan kemerdekaan. Keputusan itu disetujui penduduk Ukraina dalam sebuah referendum nasional. Ukraina kini merdeka penuh untuk pertama kalinya.

1994: Ukraina Menyerahkan Senjata Nuklir -

Negosiasi antara Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Ukraina menghasilkan kesepakatan yaitu Ukraina menyerahkan senjata nuklir warisannya dari masa Uni Soviet dengan imbalan, antara lain, janji Rusia untuk menghormati “perbatasan yang ada.” Setelah itu, Ukraina menjadi penerima utama bantuan luar negeri AS.

2004: Revolusi Oranye -

Muak dengan pemilu yang dinilai curang, para pengunjuk rasa Ukraina berkumpul di Lapangan Kemerdekaan Kiev. Aksi unjuk rasa itu dikenal sebagai Revolusi Oranye. Pemungutan suara ulang kemudian menunjukkan hasil yang berbeda: kandidat pro-Barat Viktor Yushchenko, yang selamat dari upaya peracunan yang hampir membuatnya tewas saat kampanye, mengalahkan kandidat pro-Rusia, Viktor Yanukovych.

Tahun 2010, setelah Yuschenko berjuang melawan pertikaian internal di pemerintahannya, Yanukovych bangkit kembali dan memenangkan kursi kepresidenan.

2014: Pengunjuk Rasa Menggulingkan Presiden yang Didukung Rusia -

Pasukan yang didukung pemerintah menembaki para pengunjuk rasa yang sekali lagi berkumpul di Lapangan Kemerdekaan Kiev. Kali ini mereka mendukung hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa. Meskipun lebih dari 100 orang tewas dalam bentrokan, mereka berhasil mengusir Yanukovych yang terkenal korup. Dia kemudian melarikan diri ke Rusia.

2014: Rusia Mencaplok Krimea -

Presiden Rusia, Vladimir Putin, merespons jatuhnya Yanukovych dengan segera menduduki dan mencaplok Krimea. Ia juga mendorong pemberontakan kaum separatis di wilayah Donbas di Ukraina timur. Konflik di Donbas itu memakan korban jiwa sekitar 14.000 orang.

2019: Zelensky Terpilih sebagai Presiden -

Volodymyr Zelensky, mantan komedian yang pernah berperan sebagai presiden Ukraina di sebuah serial televisi, memenangkan pemilihan umum. Dia menjadi presiden Ukraina. Baru beberapa bulan menjabat, Zelensky menerima telepon dari Presiden AS, Donald Trump, yang menjadi dasar pemakzulan Trump yang pertama (Trump kemudian dibebaskan oleh Senat).

2022: Rusia Menginvasi Ukraina -

Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Namun di luar dugaan Rusia, rakyat Ukraina menghadapinya dengan perlawanan yang gigih. Perang pun jadi berkepanjangan dan berlanjut hingga saat ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Gelombang Panas Mengakibatkan Kesenjangan Pendidikan

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com