Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Sayap Politik Hamas

Kompas.com - 27/11/2023, 17:09 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

“Dia adalah orang yang menerapkan kedisiplinan secara brutal,” kata Yaari.

“Orang-orang di Hamas memahami itu--jika Anda tidak mematuhi Sinwar, Anda mempertaruhkan nyawa Anda.”

Dia dianggap bertanggung jawab atas penahanan, penyiksaan dan pembunuhan seorang komandan Hamas bernama Mahmoud Ishtiwi pada tahun 2015 yang dituduh homoseksual dan melakukan penggelapan.

Pada tahun 2018, dalam pernyataannya kepada media internasional, dia mengisyaratkan dukungannya terhadap ribuan warga Palestina untuk menerobos pagar pembatas yang memisahkan Jalur Gaza dengan Israel.

Dukungan itu adalah bagian dari protes terhadap AS yang memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Belakangan, pada tahun yang sama, dia mengaku selamat dari upaya pembunuhan oleh warga Palestina pendukung pesaingnya, Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat.

Namun dia juga pernah menunjukkan sisi pragmatisnya. Dia mendukung gencatan senjata sementara dengan Israel, pertukaran tahanan, dan rekonsiliasi dengan Otoritas Palestina. Menurut Michael, Sinwar bahkan dikritik oleh pihak yang menentang keputusannya karena dianggap terlalu moderat.

Baca juga: Siapa Hamas dan Mengapa Menyerang Israel?

Kedekatan dengan Iran

Banyak pihak di lembaga pertahanan dan keamanan Israel menganggap bahwa membiarkan Sinwar keluar dari penjara merupakan kesalahan fatal, meski itu dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan penukaran tahanan.

Warga Israel merasa mereka terbuai dalam rasa aman yang salah. Mereka merasa keliru karena meyakini bahwa penawaran insentif ekonomi dan lebih banyak izin kerja kepada Hamas akan membuat kelompok itu kehilangan keinginan untuk berperang. Tentu saja ini merupakan kesalahan perhitungan yang sangat fatal.

“Dia melihat dirinya sebagai orang yang ditakdirkan untuk membebaskan Palestina--dia tidak memikirkan perbaikan situasi ekonomi, layanan sosial untuk Gaza,” kata Yaari.

"Itu bukan dirinya."

Pada Mei 2021, serangan udara Israel menargetkan rumah dan kantornya di Jalur Gaza.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada April 2022, dia mendorong orang-orang untuk menyerang Israel dengan cara apa pun yang memungkinkan.

Para pakar mengidentifikasi Sinwar sebagai tokoh kunci yang menghubungkan biro politik Hamas dengan sayap bersenjatanya, Brigade Ezzedine Al Qassam, yang memimpin serangan tanggal 7 Oktober di Israel selatan.

Sinwar (tengah) di perbatasan Mesir pada 2017.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Sinwar (tengah) di perbatasan Mesir pada 2017.
Pada 14 Oktober, juru bicara militer Israel, Letkol Richard Hecht, menyebut Sinwar sebagai "wajah kejahatan".

Dia menambahkan: "Orang itu dan seluruh anggotanya berada dalam pengawasan kami. Kami akan menangkap orang itu."

Sinwar juga dekat dengan Iran. Mereka bekerja bergandengan tangan. Iran mendanai, melatih dan mempersenjatai Hamas, membantunya membangun kemampuan militernya dan mengumpulkan ribuan roket, yang digunakan untuk menargetkan kota-kota Israel.

Sinwar menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan tersebut dalam pidatonya pada 2021.

"Jika bukan karena Iran, perlawanan di Palestina tidak akan memiliki kemampuan seperti saat ini."

Namun membunuh Sinwar hanya akan menjadi “kemenangan pencitraan” bagi Israel, bukan berdampak terhadap gerakan tersebut, kata Lovatt.

Organisasi semacam Hamas cenderung beroperasi seperti kepala hydra. Ketika satu komandan operasional atau pemimpinnya dicopot, mereka akan segera digantikan oleh yang lainnya.

Pengganti mereka terkadang tidak memiliki pengalaman dan kredibilitas yang setara, namun organisasi tersebut masih mampu meneruskan regenerasi dalam beberapa bentuk.

“Jelas, (Hamas) akan kehilangan sosoknya (Sinwar),” kata Lovatt, “tapi dia akan diganti dan ada struktur yang siap melakukan hal itu. Ini tidak seperti membunuh Osama Bin Laden. Hamas memiliki pemimpin politik dan militer senior lainnya.”

Pertanyaan yang lebih besar adalah, apa yang terjadi di Gaza ketika Israel mengakhiri operasi militernya untuk memberantas Hamas, dan siapa yang pada akhirnya akan bertanggung jawab?

Dan bisakah mereka mencegah agar Gaza tidak lagi menjadi landasan serangan terhadap Israel, yang kemudian memicu pembalasan dan kehancuran besar-besaran seperti yang kita lihat sekarang?

Laporan tambahan oleh Jon Kelly

Baca juga: Alasan Kenapa Iran Dibawa-bawa dalam Perang Israel-Hamas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Siapa Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Internasional
Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Hubungan Israel-Mesir Memburuk Setelah Israel Duduki Perbatasan Rafah

Internasional
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Pertemanan Rusia-China Makin Erat di Tengah Tekanan Barat

Internasional
Praktik 'Deepfake' di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Praktik "Deepfake" di China Marak, Youtuber Asal Ukraina Jadi Korban

Internasional
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Lebanon Cemas di Tengah Meningkatnya Ketegangan Hezbollah-Israel

Internasional
Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Ramai soal Pengguna Media Sosial Blokir Artis-artis Ternama, Ada Apa?

Internasional
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com