Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boneka "Lampu Merah Lampu Hijau" Squid Game yang Dipajang di Museum Ditutup Plastik, Kenapa?

Kompas.com - 01/10/2021, 11:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

JINCHEON, KOMPAS.com - Sebuah boneka raksasa "Lampu Merah Lampu Hijau" di serial Squid Game, dan sempat dipajang di museum dilaporkan ditutup.

Sejak dirilis di Netflix pada 17 September, serial asal Korea Selatan itu sukses menjadi tren di seluruh dunia.

Bahkan di Indonesia, muncul beberapa meme memanfaatkan ketenaran serial yang dibintangi Lee Byung-hun dan Gong Yoo itu.

Baca juga: Cerita YouTuber Ditawari Peran Telanjang di Squid Game

Dilaporkan Koreaboo, boneka tersebut muncul dalam episode pertama Squid Game yang berjudul "Lampu Merah Lampu Hijau".

Boneka raksasa berbentuk anak perempuan itu akan berpaling seraya mengatakan Mugunghwa kochi pieotsumnida (Bunga Mugunghwa telah bermekaran).

Selama benda itu berbalik, sebanyak 456 peserta akan mencoba mendekatinya, dan berhenti setiap bonekanya mengatakan pieotsumnida dan membalikkan kepalanya.

Benda itu dilengkapi sensor untuk mendeteksi gerakan. Jika ada yang bergerak sedikit saja, makan bakal langsung ditembak mati.

Popi tersebut dilaporkan benar-benar ada, tepatnya dipamerkan di museum yang berlokasi di Jincheon County, Korea Selatan.

Terdapat spekulasi tim produksi meminjam benda raksasa itu, dan mengembalikannya begitu syuting mereka selesai.

Mendatangkan perhatian tak diinginkan

Setelah mendapatkan begitu banyak perhatian, pihak museum pada Senin (27/9/2021) menyatakan mereka tidak akan menampilkan lagi golekan itu.

Diwartakan Hankook Ilbo, terdapat kesalahan komunikasi. Perusahaan awalnya meminta agar bonekanya ditaruh di tempat pribadi.

Namun secara tidak sengaja, museum menempatkannya untuk kepentingan publik begitu serial Squid Game dirilis.

Dilansir World of Buzz Kamis (30/9/2021), museum membungkus bonekanya dengan plastik dan menyimpannya di tempat pribadi.

Baca juga: Nomor Teleponnya Masuk ke Serial Squid Game, Pria Ini Diteror Ribuan Telepon Setiap Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com