Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hisashi Ouchi, Manusia yang Dipaksa Hidup Tersiksa dengan Radiasi Besar di Tubuhnya

Kompas.com - 18/09/2021, 15:42 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Hisashi Ouchi disebut sebagai contoh manusia yang dipaksa hidup tersiksa demi penelitian, sampai dia sendiri bilang tak sanggup menanggungnya.

Tubuh Hisashi Ouchi terpapar radiasi tingkat sangat tinggi, jauh melebihi batas yang bisa diterima manusia, akibat kecelakaan nuklir di tempat kerjanya.

Tragedi yang dialami Hisashi Ouchi itu dikenal sebagai kecelakaan nuklir Tokaimura 1999 di Jepang.

Baca juga: Kisah Misteri Pandemi 1916, Penyakit Tidur yang Buat Banyak Orang Mati dalam Lelap

Namun, Hisashi Ouchi terus diupayakan hidup. Bahkan ketika jantungnya sudah berhenti berdetak, tim dokter dan peneliti menghidupkannya lagi.

Mereka meneliti Hisashi Ouchi sebagai manusia korban ledakan radiasi dalam jumlah besar.

Awal tragedi Hisashi Ouchi

Melansir History of Yesterday, Hisashi Ouchi adalah salah satu dari tiga karyawan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Tokaimura, yang terkena dampak parah dari kecelakaan pada 30 September 1999.

Menjelang tanggal 30 setiap bulan, staf di PLTN Tokaimura harus menjaga proses pelarutan dan pencampuran uranium oksida yang diperkaya dengan asam nitrat untuk menghasilkan uranil nitrat.

Produk yang diminta para bos PLTN itu harus siap tanggal 28.

Namun, karena waktu yang mepet, uranil nitrat tidak disiapkan dengan baik oleh staf. Mereka akhirnya menempuh banyak jalan pintas untuk memenuhi tenggat waktu yang diminta atasan.

Salah satu jalan pintasnya adalah mengolah produk dengan radioaktif sangat tinggi dengan tangan.

Hisashi Ouchi, karyawan PLTN Tokaimura yang menjadi korban kecelakaan nuklir pada 30 September 1999.JAPAN TIMES via INTISARI ONLINE Hisashi Ouchi, karyawan PLTN Tokaimura yang menjadi korban kecelakaan nuklir pada 30 September 1999.
Produk radioaktif tersebut diubah menjadi bahan bakar nuklir yaitu uranil nitrat. Ada tiga staf yang menangani operasi itu, yakni Hisashi Ouchi, Masato Shinohara, dan Yutaka Yokokawa.

Mereka semua kurang pengalaman, dan akhirnya membuat kesalahan.

Baca juga: 8 Kisah Menarik Soal Alexander Agung, Murid Aristoteles hingga Jasad yang Diawetkan di Tong Madu

Selama proses pencampuran, senyawa tertentu harus ditambahkan ke dalam campuran, tetapi mereka menambahkan tujuh kali dari jumlah yang disarankan. Akibatnya reaksi berantai yang tidak terkendali terjadi di dalam larutan.

Alarm radiasi Gamma pun berbunyi, dan Hisashi Ouchi bersama dua rekannya langsung sadar mereka telah melakukan kesalahan, tetapi tak bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan diri.

Ketiganya terkena radiasi tingkat mematikan, jauh melebihi ambang batas manusia.

Hisashi Ouchi menerima radiasi 17 sieverts (sv) karena kedekatannya dengan reaksi, Shinohara terkena 10 sv, dan Yokokawa mendapat 3 sv karena ada di meja beberapa meter dari tempat reaksi.

Radiasi di atas 10 sv sangat mematikan, dan itu benar adanya seperti yang dialami Hisashi Ouchi.

Dampak radiasi Hisashi Ouchi dan rekan-rekannya

Hisashi Ouchi saat dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo, Jepang, setelah kecelakaan nuklir di PLTN Tokaimura 1999.HISTORY OF YESTERDAY Hisashi Ouchi saat dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo, Jepang, setelah kecelakaan nuklir di PLTN Tokaimura 1999.
Masato Shinohara saja yang lebih sedikit terkena radiasi, hanya sanggup bertahan tujuh bulan di rumah sakit hingga 27 April 2000.

Shinohara meninggal karena gagal paru-paru dan hati setelah pertempuran panjang melawan efek radiasi yang dideritanya.

Selama 7 bulan dirawat di Rumah Sakit Universitas Tokyo, ia menjalani beberapa cangkok kulit, transfusi darah, dan perawatan kanker dengan hanya sedikit keberhasilan.

Baca juga: Kisah Melorotnya Jembatan Golden Gate pada 1987, Dipadati Ratusan Ribu Orang

Penderitaan Shinohara, meski sedemikian beratnya, belum separah Hisashi Ouchi.

Setibanya Hisashi Ouchi di Rumah Sakit Universitas Tokyo, dia mengalami luka bakar radiasi di seluruh tubuhnya.

Jumlah sel darah putih Hisashi Ouchi mendekati nol padahal itu dibutuhkan untuk membentuk imun, dan ia mengalami kerusakan parah pada organ-organ internalnya.

Hisashi Ouchi hampir mati, tetapi staf rumah sakit terus berusaha merawatnya.

Selama seminggu pertama Hisashi Ouchi dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU) guna mendapat pengobatan kanker revolusioner untuk meningkatkan jumlah sel darah putihnya.

PLTN Calder Hall di Inggris pada 1973.UNSPLASH/SCIENCE IN HD PLTN Calder Hall di Inggris pada 1973.
Hisashi Ouchi juga menerima banyak cangkok kulit dan transfusi darah, yang sebenarnya tidak berefek banyak.

Setelah seminggu perawatan, Hisashi Ouchi bilang dokter, "Saya tidak tahan lagi... Saya bukan kelinci percobaan."

Meski begitu, pengobatannya terus berlanjut.

Baca juga: Kisah Perang: Kenapa Thailand Tidak Pernah Dijajah?

Bahkan, pada hari ke-59 dirawat Hisashi Ouchi mengalami tiga serangan jantung dalam waktu kurang dari satu jam, tetapi selalu dihidupkan lagi oleh dokter, memperpanjang rasa sakitnya.

Hisashi Ouchi pada akhirnya meninggal saat hari ke-83 dirawat, karena kegagalan multi-organ.

Kasus Hisashi Ouchi pun tercatat dalam buku-buku sejarah sebagai bentuk kekejaman untuk alasan penelitian.

Sementara itu rekan Hisashi Ouchi, Yutaka Yokokawa, berhasil pulih setelah enam bulan lebih dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Sayed Sadaat, Eks Menteri Afghanistan yang Jadi Kurir di Jerman, Ini Kisah Hidupnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com