Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang Dunia II: Mengapa Terjadi dan Negara yang Terlibat

Kompas.com - 15/06/2021, 13:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber History

KOMPAS.com - Sejarah Perang Dunia 2 atau Perang Dunia II (1939-1945) berawal dari kalahnya Jerman di Perang Dunia 1 (1914-1918).

Jerman mencanangkan Revanche atau politik balas dendam, sedangkan negara-negara lain berlomba mencari kawan dengan membentuk blok-blok.

Negara-negara di dunia saat itu juga dalam persaingan membuat senjata untuk memperkuat diri, yang diperparah dengan gesekan paham fasis, liberalis, dan komunis.

Baca juga: Kisah Perang Dunia 1: Sejarah dan Penyebab Pertempuran

Kemudian secara khusus, salah satu penyebab meletusnya perang dunia 2 adalah serangan Jerman yang merebut kota Danzig di Polandia pada September 1939.

Melansir laman History, Adolf Hitler yang naik ke tampuk kekuasaan di Jerman memimpin partai Nazi, mempersenjatai lagi bangsanya dan menandatangani perjanjian dengan Italia dan Jepang dalam ambisinya menguasai dunia.

Jerman berhasil menguasai Danzig dengan serangan kilat, kendaraan lapis baja, dan pengeboman efektif.

Invasi Hitler ke Polandia mendorong Inggris Raya dan Perancis untuk menyatakan perang terhadap Jerman.

Itulah yang kemudian menjadi salah satu penyebab Perang Dunia 2.

Baca juga: Kisah Perang Dunia 1: Pembunuhan Franz Ferdinand dan Alasan Penembakannya

Penggunaan Bazooka ketika Perang Dunia IIwarhistoryonline Penggunaan Bazooka ketika Perang Dunia II
Mengutip Kompas.com pada 13 Juli 2020, perang antara Jerman dengan negara-negara Eropa pun terjadi yang turut menjadi latar belakang Perang Dunia 2.

Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor. Tujuan penyerangan Jepang tersebut untuk menguasai Asia.

Pada 11 Desember 1941 Jerman dan Italia yang menjadi sekutu Jepang mengumumkan perang kepada Amerika Serikat.

Negara yang terlibat Perang Dunia 2

Perang Dunia 2 terjadi pada tahun 1939 sampai 1945. Negara yang terlibat Perang Dunia 2 terbagi ke Blok Sekutu dan Blok Poros.

Blok Sekutu terdiri dari Inggris, Perancis, Uni Soviet, China, dan Amerika Serikat (AS), sedangkan Blok Poros terdiri dari Jerman, Jepang, dan Italia.

Baca juga: Kisah Perang Dunia 1: Negara Mana Saja Blok Sekutu dan Blok Sentral?

Lalu mengapa terjadi Perang Dunia ke-2?

Setelah menjadi Kanselir Jerman pada 1933, Hitler dengan cepat mengkonsolidasikan kekuasaan, mengangkat dirinya sebagai Fuehrer (pemimpin tertinggi) setahun kemudian.

Ia Terobsesi dengan gagasan superioritas ras Jerman "murni", yang ia sebut "Arya".

Adolf HitlerBritannica Adolf Hitler
Hitler percaya bahwa perang adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan "Lebensraum," atau ruang hidup yang diperlukan agar ras Jerman berkembang.

Pada pertengahan 1930-an, dia diam-diam mempersenjatai kembali Jerman, yang melanggar Perjanjian Versailles.

Setelah menandatangani aliansi dengan Italia dan Jepang melawan Uni Soviet, Hitler mengirim pasukan untuk menduduki Austria pada 1938 dan tahun berikutnya mencaplok Cekoslowakia.

Baca juga: Isi Perjanjian Versailles 1919 dan Kerugian Jerman Kalah Perang Dunia 1

Agresi terbuka Hitler tidak terkendali, karena Amerika Serikat dan Uni Soviet terkonsentrasi pada politik internal saat itu, dan baik Prancis maupun Inggris (dua negara lain yang paling hancur oleh Perang Besar) tidak ingin berkonfrontasi.

Namun pada akhirnya Perang Dunia II tak terelakkan, karena negara-negara kunci berhasrat melakukan perluasan wilayah.

Selain Jerman dengan Lebensraum-nya, Italia juga memiliki kebijakan Irredenta dan Jepang menegakkan slogan Hakko Ichiu (menyatukan 8 sudut dunia).

Berlanjut ke seri sejarah Perang Dunia II selanjutnya...

Baca juga: Kisah Perang Dunia 1: Berakhir pada Tahun 1918 dengan Kekalahan Blok Sentral

Sumber: Kompas.com (Penulis: Serafica Gischa | Editor: Serafica Gischa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Genosida Armenia, Apa Itu?

Genosida Armenia, Apa Itu?

Internasional
Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Siapa Kelompok-kelompok Pro-Israel di AS?

Internasional
Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Mengapa Israel Menyerang Kota Isfahan di Iran?

Internasional
Apa Status Palestina di PBB?

Apa Status Palestina di PBB?

Internasional
Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Alasan Mogok Kerja Para Dokter di Kenya

Internasional
Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Posisi Yordania Terjepit Setelah Ikut Tembak Jatuh Rudal Iran

Internasional
Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Asia Tenggara Jadi Tujuan Utama Perdagangan Sampah Impor Ilegal

Internasional
Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Junta Myanmar Dituding Pakai Warga Rohingya sebagai “Perisai Manusia”

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com