Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Jepang Tumbuh

Kompas.com - 17/05/2013, 02:58 WIB

TOKYO, Kamis - Berbeda dengan kawasan Eropa yang masih terus terjebak di dalam resesi, perekonomian Jepang malah tumbuh lebih tinggi daripada perkiraan. Jepang bertumbuh sebesar 3,5 persen pada kuartal pertama 2013 dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada periode Januari-Maret, Jepang bertumbuh sebesar 0,9 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam setahun terakhir. Demikian diumumkan Kantor Kabinet, di Tokyo, Kamis (16/5).

Pertumbuhan ini seolah memberikan semangat kepada pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk melakukan reformasi selanjutnya. Dalam dua dekade terakhir, Jepang mengalami deflasi.

Belanja konsumen dan investasi lebih besar pada proyek-proyek publik dibarengi dengan pelonggaran moneter yang sangat agresif membuat Jepang mulai bertumbuh pada kuartal terakhir 2012. Pertumbuhan ekonomi ketika itu sebesar 0,3 persen.

Abe berkuasa pada akhir Desember setelah para pemilih lelah karena bertahun-tahun mengalami perekonomian yang buruk. Partai Liberal Demokratik pun menang karena dianggap membawa harapan baru untuk memperbaiki perekonomian.

Kebijakan Abe telah mendorong kenaikan harga ke level tertinggi dalam lima tahun terakhir. Indeks Nikkei 225 melemah 0,4 persen, kemarin, menjadi 15.037,24 karena para investor mengambil untung. Namun, indeks Nikkei sudah naik 75 persen sejak November lalu.

”Produk domestik bruto (PDB) Jepang yang terlihat baik merupakan berita ekonomi penting selama pemerintahan Abe,” ungkap Julian Jessop, ekonom pada Capital Economics, di London.

Dia mengatakan, tak jelas bagaimana pemulihan ekonomi itu dapat dikaitkan dengan kebijakan Abe yang sering disebut Abenomics. Akan tetapi, menurut Jessop, setidaknya pemerintah dapat mengklaim telah meningkatkan kepercayaan terhadap perekonomian Jepang.

Dengan adanya data tersebut, pemerintah tampaknya akan terus mendesak kenaikan pajak dalam dua tahun ke depan agar dapat membantu perekonomian Jepang, kata Menteri Ekonomi Jepang Akira Amari.

Defisit utang publik Jepang lebih dari dua kali PDB-nya. Utang ini masih akan terus bertumbuh karena pemerintah berupaya merenovasi berbagai infrastruktur tua, juga membangun kembali infrastruktur yang rusak karena terkena tsunami. Selain itu, pemerintah juga hendak meningkatkan layanan sosial untuk orang-orang tua.

Tergantung kinerja

Juru bicara pemerintah, Yoshihide Suga, mengatakan, keputusan menaikkan pajak akan bergantung pada bagaimana kinerja ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.

”Sentimen konsumen tampaknya juga sudah membaik. Namun, kita tak boleh terlalu optimistis,” kata Suga. ”Pemerintahan Abe mulai memperlihatkan hasilnya, tetapi kita harus dapat mencapai pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi pengangguran dan kita akan dapat meraih ini,” katanya lagi.

Sementara itu, sektor manufaktur Jepang dan lapangan kerja sedikit membaik pada Maret lalu. Data ini membuat harapan bahwa perekonomian akan membaik juga. Pemerintah menaikkan perkiraan produksi industri menjadi 0,9 persen, bukan 0,2 persen seperti perkiraan sebelumnya.

Penurunan tajam kurs yen Jepang terhadap dollar AS akibat pelonggaran moneter dan harapan akan ada pelonggaran lanjutan membantu para eksportir. Harga barang Jepang menjadi lebih murah sehingga berdaya saing lebih tinggi. Sebaliknya, biaya impor energi, seperti gas dan komoditas lain, melonjak tajam.

Ekspor naik 3,8 persen pada kuartal pertama. Sementara belanja konsumen yang menempati porsi 60 persen dari total aktivitas bisnis di Jepang naik 0,9 persen. Rumah tangga membeli lebih banyak mobil dan barang bertahan lama lainnya. Bank sentral telah berkomitmen untuk menciptakan inflasi sebesar 2 persen.

Abe perlu hasil kebijakannya dengan segera karena dapat digunakan sebagai amunisi dalam pemilu majelis tinggi parlemen, Juli mendatang. Pemilu ini akan menentukan apakah partainya dapat mendesak kebijakan lain, seperti revisi atas konstitusi perang Jepang.

Abenomics tetap mendapat kritik, antara lain apakah stimulus ekstra yang dikucurkan ke dalam perekonomian akan menjamin pertumbuhan yang berkesinambungan. (AP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com