Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Maori di Kebun Kiwi

Kompas.com - 12/05/2013, 03:04 WIB

Frans Sartono

Jejak kebudayaan Maori masih tersisa di tengah kehidupan modern Selandia Baru. Jejak peradaban yang membuat orang Indonesia tidak terlalu asing di ”Negeri Kiwi” itu. Jangan marah jika orang Maori memelototkan mata kepada Anda. Jangan pula tersinggung jika mereka menjulurkan lidah seolah mengejek. Itu bagian dari tarian Haka sebagai sambutan ramah kepada tamu di Selandia Baru, termasuk tamu yang berkunjung ke Kiwi 360, semacam taman buah, di kota Bay of Plenty.

Salah seorang penari Haka berdarah Maori menjelaskan dulu bahwa Haka adalah tarian perang. Tarian itu digelar untuk menantang dan memprovokasi lawan sebelum berperang agar lawan berkecil hati sebelum berlaga. Kini Haka telah berubah menjadi tarian hiburan, termasuk tarian untuk menyambut tamu—baca turis. Kita bisa berfoto dengan penari dalam pose menjulurkan lidah atau memelototkan mata. Anda juga boleh ikut melotot dan melet, kalau mau.

Dalam bentuk yang masih bersuasana ”perang”, Haka saat ini dipertontonkan sebelum tim sepak bola atau rugby Selandia Baru bertanding. Lebih sebagai pemompa semangat berlaga, selain sebagai hiburan penonton di lapangan. Itulah cara Selandia Baru menginikan sisa peradaban Maori di tengah kehidupan modern.

Dari Waiheke ke Way Kambas

Bangsa Maori datang dari Polinesia Selatan ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Selandia Baru itu pada masa tahun 1.250-1.300.

Sementara bangsa Eropa datang ke Selandia Baru 500 tahun kemudian. Warga keturunan Maori kini berjumlah sekitar 620.000 orang atau 15 persen dari total populasi penduduk Selandia Baru yang berjumlah 4,5 juta orang.

Jejak peradaban Maori masih terlihat pada nama-nama tempat di Selandia Baru. Di samping nama berbau Eropa, seperti Wellington atau Auckland,

ada juga punya nama khas Maori, seperti Taurangga, Maunganui, Kati-Kati, Matiatia atau Waiheke.

Ada nama-nama yang mengingatkan pada nama daerah di Lampung. Coba bandingkan Waiheke, Waikato, Waitomo, Waitemata, Waitakere dengan nama tempat di Lampung seperti Way Kambas, Way Seputih, dan Way Halim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com