”Bahkan, dengan hanya tiga urutan gen yang sudah ada itu, ada beberapa bukti yang menunjukkan satu urutan tidak terlalu cocok dengan dua urutan lain. Jadi, kemungkinan virus ini masih mencari-cari konstelasi genetik yang paling pas buat dia,” tutur Barclay.
Data urutan gen yang dipublikasikan di situs Inisiatif Global untuk Berbagi Seluruh Data Influenza (GISAID) menunjukkan, virus H7N9 memiliki campuran gen dari tiga galur virus flu burung lain yang ditemukan di Asia.
Analisis genetik awal juga menunjukkan, virus itu mulai memiliki beberapa karakteristik virus flu mamalia, yang memunculkan kekhawatiran penularan antarmanusia.
Sementara itu, media massa di China mulai mendorong warga kembali mengonsumsi daging unggas guna membangkitkan kembali industri peternakan unggas yang terpuruk.
Menurut WHO, virus influenza akan tidak aktif pada suhu di atas 70 derajat celsius. Jadi, memakan daging unggas masih aman selama dimasak dengan sempurna.(Reuters/AFP/AP/DHF)