Bentrokan antara warga Palestina dan pasukan pendudukan Israel meletus di beberapa kota di Tepi Barat sebagai protes atas tewasnya tahanan Palestina, Maysara Abu Hamdiyeh (64), di penjara Israel, Selasa lalu.
Demikian dilaporkan wartawan Kompas,
Warga Palestina di seluruh Tepi Barat hingga Kamis terus melakukan mogok umum dengan menutup semua kantor dan toko sebagai protes atas tewasnya Abu Hamdiyeh.
Sebaliknya, pasukan pendudukan Israel memperketat semua pintu masuk kota-kota di Tepi Barat untuk mencegah meluasnya unjuk rasa warga Palestina itu.
Pasukan Israel juga mengumumkan siaga di sepanjang perbatasan Israel-Jalur Gaza setelah kelompok militan di Gaza menembakkan roket ke wilayah Israel, Rabu. Tembakan roket itu dibalas serangan pesawat-pesawat tempur Israel di Gaza. Ini menjadi baku serang terbesar sejak gencatan senjata disepakati, November lalu.
Insiden tewasnya dua pemuda Palestina itu terjadi beberapa jam sebelum ribuan warga Palestina mengantar jenazah Abu Hamdiyeh ke tempat peristirahatan terakhir di kota Hebron, Tepi Barat. Mereka berbaris sambil meneriakkan yel-yel anti-Israel.
Abu Hamdiyeh meninggal dunia karena mengidap kanker tenggorokan setelah 11 tahun meringkuk di penjara Israel. Menurut Kepala Biro Hukum Kementerian Urusan Tahanan Palestina Gawad Amawi kepada stasiun televisi Al Jazeera, Abu Hamdiyeh menderita kanker sejak beberapa tahun lalu, bukan baru beberapa bulan seperti disampaikan pihak Israel.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidato di depan forum dewan revolusi faksi Fatah di Ramallah, menegaskan, nasib tahanan Palestina di penjara Israel akan menjadi prioritas perhatian pemerintahannya.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.