Topan Bopha merupakan badai ke-23 dan yang terakhir muncul mengawali musim hujan tahun ini di Asia Tenggara.
Muncul di timur Filipina, 27 November 2012, Bopha atau Pablo, demikian penduduk lokal menyebut, meluruh Minggu (9/12). Dalam pergerakan ke barat sebelum menghilang, topan tersebut dalam beberapa hari ini menimbulkan badai tropis di Laut China Selatan dan hujan sporadis di Jepang.
Siklon tropis merupakan
Siklon tropis bergerak berpusar karena mendapat pasokan uap air dari perairan yang dilewatinya. Fenomena cuaca ini merupakan bagian penting dari sirkulasi udara di atmosfer, yang memindahkan panas dan massa udara dari khatulistiwa menuju garis lintang yang lebih tinggi. Di kawasan tropis ada tujuh lokasi tempat tumbuhnya siklon, timur Filipina salah satunya.
Munculnya siklon tropis di perairan timur Filipina atau barat daya Samudra Pasifik berkisar antara April dan November. Periode ini merupakan musim hujan di Indonesia.
Menurut Fachri Rajab, Koordinator Tropical Cyclone Warning Center Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di belahan utara khatulistiwa, tepatnya di Samudra Pasifik barat daya, selama 1951-2006, puncak kejadian badai berkisar Agustus-September. Topan Bopha merupakan siklon terakhir tahun ini.
Melihat jalur terjangan dan intensitasnya, Edvin Aldrian, Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara BMKG, berpendapat, Bopha merupakan kejadian anomali.
Badai yang muncul di barat daya Pasifik selalu tumbuh di perairan timur Filipina, lalu bergerak ke barat sehingga hampir pasti melalui wilayah Filipina. Setelah itu mengarah ke Vietnam hingga Jepang.
Filipina merupakan batas pertemuan pola angin Pasifik dan Monsun Asia. Menghangatnya suhu laut di Pasifik yang masuk ke perairan Indonesia akan melewati timur dan selatan Filipina. Kondisi ini berdampak bagi cuaca di negara itu.