Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Mungkin Tunda Luncurkan Roket Jarak Jauh

Kompas.com - 09/12/2012, 23:52 WIB
Wisnu Dewabrata

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com- Pemerintah Korea Utara menyatakan kemungkinan menunda rencana peluncuran roket jarak jauh mereka.

Sebelumnya peluncuran yang memicu kontroversi dunia itu akan digelar paling awal Senin (10/12/2012) hingga dua pekan mendatang, Sabtu (22/12/2012).

Pengumuman kemungkinan penundaan tersebut disampaikan salah seorang juru bicara Komite Teknologi Antariksa Korea, Minggu (9/12/2012), kepada kantor berita pemerintah Korea Utara (KCNA).

Keterangan itu tidak dirinci lebih jauh soal alasan penundaan. Dalam pernyataan kepada KCNA, perwakilan komite tersebut hanya menyebut saat ini para ilmuwan dan teknisi tengah mempelajari "penyesuaian waktu peluncuran yang disebabkan sejumlah alasan" secara serius.

Sejumlah analis di Korea Selatan memperkirakan penundaan lebih disebabkan masalah teknis, hujan salju yang turun sejak Senin lalu, yang berdampak memperlambat proses persiapan peluncuran.

Analisa itu diperkuat dengan foto pencitraan satelit komersial GeoEye pada Selasa (4/12). Dalam foto hasil pencitraan satelit yang dibagikan situs web 38 North dan North Korea Tech itu tampak landasan peluncuran satelit Sohae di barat laut Pyongyang tertutup salju tebal.

Tampak pula tak ada jejak baru di jalur jalan menuju bangunan perakitan utama roket. Sejumlah pejabat di Korsel, baik dari Kementerian Pertahanan, Panglima Angkatan Bersenjata, maupun Kementerian Luar Negeri, sama-sama mengaku belum bisa secara cepat memastikan apa penyebab di balik pengumuman penundaan tersebut.

Akan tetapi sejumlah analis memperkirakan pemimpin Korut yang baru dan belum berpengalaman, Kim Jong Un, terlalu terburu-buru dan memaksakan peluncuran harus segera dilakukan 10-22 Desember.

Periode waktu itu bersamaan dengan peringatan dua mendiang pemimpin Korut, Kim Il Sung dan Kim Jong Il.

Jadwal peluncuran yang diumumkan Korut beberapa waktu lalu itu memang memicu perhatian dunia lantaran bersamaan dengan sejumlah even besar negara-negara, yang selama ini memang menjadi seteru negeri komunis serba tertutup tersebut.

Sebut saja pemilihan umum di dua negara tetangganya, Korsel dan Jepang, serta jadwal pelantikan Presiden Barrack Obama, yang terpilih untuk kedua kalinya sebagai presiden Amerika Serikat.

Pemerintah AS memang menanggapi serius rencana peluncuran itu. Hal itu lantaran Korut diyakini telah menguasai teknologi peluncuran roket atau peluru kendali balistik jarak jauh, yang saat ini bahkan mampu menjangkau wilayah AS.

Kecemasan disampaikan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pekan lalu. Hillary mendesak seluruh menlu negara-negara pakta pertahanan bersama NATO dan juga Rusia untuk ikut mendesak Korut menghentikan rencana peluncuran roket jarak jauhnya itu.

Jika kembali dilakukan, peluncuran tersebut bakal menjadi pelanggaran kembali resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa oleh Korut. Negara sekutu utama Korut, China, juga telah menyatakan keprihatinannya.

Pemerintah China menyebut mengakui hak Korut untuk mengembangkan program antariksanya, namun Korut juga diminta untuk bisa mengharmonisasikan hal itu dengan pembatasan-pembatasan yang dibuat DK PBB.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com