Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut Mungkin Tunda Luncurkan Roket Jarak Jauh

Kompas.com - 09/12/2012, 23:52 WIB
Wisnu Dewabrata

Penulis

Selama ini Korut selalu bersikeras kalau peluncuran roket jarak jauhnya murni untuk keperluan damai sekaligus untuk mengorbitkan satelit komunikasinya.

Beberapa bulan lalu Korut telah meluncurkan roket jarak jauhnya namun gagal lantaran meledak tak lama roket diluncurkan. Akan tetapi tanggapan dan desakan China dinilai masih belum kuat.

Seorang analis Baek Seung-joo dari Korea Institute for Defense Analyses di Seoul mengatakan, seharusnya China berani mengirimkan "pesan lebih kuat" agar Korut membatalkan rencananya itu.

"Pemerintah Korut pastinya tak ingin mengatakan mereka menunda peluncuran itu karena tekanan luar negeri. Makanya mereka lalu mengatakan para ilmuwan dan teknisi yang menginginkan penundaan dilakukan," ujar Baek.

Sementara itu analisa lain menyebutkan, Korut akan membatalkan rencana peluncuran roketnya itu jika saja pemerintah AS secara aktif mendekati Pyongyang dan mengajak berdialog sambil menjanjikan akan mengapalkan pasokan bantuan bahan makanan ke negeri itu.

Hal itu disampaikan Koh Yu-hwan dari Studi Korut di Universitas Dongguk, Seoul, Korsel. Februari lalu pemerintah AS memang telah sepakat mengirimkan 240.000 metrik ton bantuan pangan ke Korut dengan syarat negeri itu menghentikan seluruh program nuklirnya.

Kesepakatan itu batal ketika Korut dengan nekat melanjutkan peluncuran roket jarak jauhnya April lalu, yang gagal total lantaran meledak tak lama diluncurkan dan jatuh di Laut Kuning.

Tidak hanya Korsel, pemerintah Jepang dan AS juga telah mengerahkan kekuatan militernya untuk mengantisipasi peluncuran roket Korut. Pemerintah Jepang telah resmi memerintahkan militernya menembak jatuh roket itu jika terdeteksi mengancam kedaulatan wilayahnya.

Sedangkan militer AS juga telah mengerahkan dua kapal perang jenis perusak anti peluru kendalinya, USS Benfold dan USS Fitzgerald, di posisi strategis untuk menekan Korut.

"Kedua kapal perusak itu akan terus memonitor peluru kendali yang diluncurkan Korut sekaligus memperingatkan sekutu-sekutu kawasan kami jika sampai peluncuran dilakukan," ujar salah seorang pejabat Angkatan Laut AS.

Sejumlah diplomat PBB, baik yang bertugas di dalam maupun di luar Dewan Keamanan, dilaporkan juga mengupayakan sejumlah upaya konsultasi di balik layar terkait sikap dan rencana Pyongyang tadi.

Baik Jepang maupun AS, keduanya juga telah sepakat mendesak DK PBB memperkuat sanksi yang diterapkan kepada Korut pada tingkat yang sama diterapkan kepada Iran.

Hal itu berarti peningkatan sanksi sampai dalam bentuk peningkatan jumlah institusi, entitas organisasi, atau individual, yang dikenai kebijakan pembekuan aset-aset yang dimiliki oleh DK PBB. Hal itu diwartakan surat kabar Jepang Asahi Shimbun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com