Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan di Penghujung KTT ASEAN

Kompas.com - 21/11/2012, 00:57 WIB

Sebuah proposal baru yang lebih mengikat sempat disampaikan PM Kamboja Hun Sen saat melakukan pertemuan bilateral dengan Wen Jiabao di Phnom Penh, Minggu (18/11/2012), yang kurang mendapat tanggapan dari China.

Namun hingga para pemimpin ASEAN mengakhiri pertemuan mereka di Phnom Penh, Kamboja, Selasa (20/11/2012) petang, tidak tercapai sebuah "konsensus bulat" tentang bagaimana cara menangani konflik di Laut China Selatan.

Juru bicara delegasi Pemerintah China bahkan menegaskan, isu Laut China Selatan sama sekali tak dibahas dalam pertemuan puncak antara para pemimpin negara anggota ASEAN dan China, Senin (19/11/2012).

Qin Gang, juru bicara delegasi China tersebut, menyatakan, tidak ada negara anggota ASEAN yang mengangkat isu sengketa Laut China Selatan dalam pertemuan antara ASEAN dan China. Menurut dia, isu tersebut bukan menjadi perhatian ASEAN dan China.

Sementara itu, Hun Sen dalam kesimpulan pertemuan ASEAN dengan Perdana Menteri China Wen Jiabao mengatakan bahwa ke-10 anggota ASEAN sepakat untuk tidak menginternasionalisasi sengketa teritorial di Laut China Selatan.

Kesimpulan ini ditentang Presiden Filipina Benigno Aquino yang merasa diabaikan dalam upayanya menyelesaikan konflik maritim dengan China. Aquino sempat melakukan interupsi saat Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyimpulkan rancangan pernyataan bersama ASEAN dalam hubungan dengan China.

Aquino menyatakan bahwa memang terjadi sejumlah pandangan mengenai kebersatuan ASEAN, tapi itu tidak bisa diterjemahkan sebagai konsensus ASEAN. "Apa yang disimpulkan oleh pemimpin Kamboja bukanlah kesimpulan akurat dari pandangan Filipina," ujar Juru Bicara Presiden Filipina, Sonny Coloma.

Jika forum ASEAN tidak bisa memperjuangkan kepentingan Filipina, maka Presiden Aquino akan menempuh semua jalan internasional yang ada. "ASEAN bukan satu-satunya jalan bagi kami. Sebagai negara berdaulat, adalah hak kami untuk membela dan memperjuangkan kepentingan nasional ke mana pun, termasuk ke PBB," kata Aquino.

Pertentangan itu pun memunculkan dua kubu. Satu kubu mendukung penyelesaian bilateral saja atau terbatas pada pihak-pihak yang terlibat di kawasan itu saja. Kubu ini didukung China. Kubu lain mendorong cara-cara penyelesaian tumpang tindih dan konflik di Laut China Selatan itu dengan pendekatan multinasional. Kubu ini pro-Amerika Serikat.

Melihat ancaman "ketiadaan konsensus itu", Indonesia mengintervensi. Indonesia menjelaskan kepada semua pihak, terutama kepada Filipina, untuk tidak gusar. Cara internasional ataupun bilateral, formal atau tidak formal, menurut Indonesia, tidak terlalu masalah. Yang penting, menurut Indonesia, seperti dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada forum KTT itu, semua pihak mendukung terkelolanya suasana damai di Laut China Selatan.

Kedatangan Obama

Masih dalam rangkaian KTT ASEAN, sekitar pukul 17.50 di Phnom Penh, Senin (19/11/2012), Presiden Amerika Serikat Barack Obama tiba di Kamboja. Kedatangannya diikuti raungan helikopter, berputar-putar di atas arena KTT ASEAN yang berawan hitam.

Setelah mengadakan kunjungan bersejarah 6 jam di Myanmar, Obama hadir di Phnom Penh dengan pengawalan hebat. Dikatakan hebat sebab belasan kepala pemerintahan lainnya yang telah datang ke Phnom Penh dalam dua hari terakhir tidak mendapatkan pengawalan seketat itu.

Wartawan Kompas.com, Taufik Mihardja, dari Phnom Penh melaporkan, saat Presiden Obama turun tangga dari pesawat Air Force One, di ruang sidang sedang berlangsung pertemuan antara para kepala pemerintahan ASEAN dan Perdana Menteri China Wen Jiabao.

Kehadiran Presiden Obama ke Kamboja—seperti juga ke Myanmar—merupakan yang pertama oleh Presiden Amerika Serikat yang sedang berkuasa. Ini menandakan makin pentingnya wilayah Asia Pasifik dalam peta politik luar negeri AS di bawah Obama. Kehadiran Presiden Obama di kedua wilayah ini juga bukan tidak mungkin untuk mengikis pengaruh China, yang selama beberapa dasawarsa terakhir mendominasi di wilayah Asia Tenggara ini.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com