Kegagalan dipicu perselisihan Kamboja dengan Vietnam dan Filipina terkait isu sengketa di Laut China Selatan, Kamboja menolak keinginan kedua negara tersebut memasukkan insiden perbatasan dengan China dalam rumusan komunike bersama.
Untuk menghindari kebuntuan yang sama terjadi lagi, Indonesia resmi mengedarkan usulan draf kode tata berperilaku (COC) di Laut China Selatan dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Jumat.
Menurut Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa dalam pesan singkat kepada
Marty memaparkan, draf COC usulan Indonesia belum langsung ditanggapi karena setiap negara perlu mempelajari dan mengonsultasikan isinya secara internal di dalam negeri masing- masing.
Kode berperilaku disepakati untuk dibahas bersama China guna dipakai sebagai semacam ”aturan berlalu lintas” di perairan tersebut demi menghindari kesalahan kalkulasi semua pihak yang bersengketa.
Seperti diwartakan sebelumnya, pertemuan itu sangat penting dan akan berlanjut hingga Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dan Asia Timur, November, di Phnom Penh, Kamboja.
Selasa pekan lalu, Marty bahkan menyebut isu sengketa di Laut China Selatan bukan tak mungkin akan memicu bencana, semacam membuka ”kotak pandora”, jika sampai salah ditangani.
Selain kaya sumber daya alam, Laut China Selatan adalah jalur lalu lintas perdagangan dan energi dunia yang sangat penting. Lebih dari 80 persen pasokan minyak untuk Jepang, misalnya, diangkut melalui Laut China Selatan.