Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sahabat Assad Membelot

Kompas.com - 07/07/2012, 05:19 WIB

PARIS, JUMAT - Presiden Suriah Bashar al-Assad kembali kehilangan panglima perangnya. Terakhir, rekan seangkatannya di akademi militer, yang menjabat Komandan Brigade Garda Republik Suriah Manaf Tlass, membelot tiga hari lalu dan terbang ke Perancis. Aksi Manaf dikonfirmasikan oleh Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius.

Dalam pertemuan Sahabat Suriah yang dihadiri perwakilan 100 negara dan pihak pemberontak Suriah di Paris, Perancis, Jumat (6/7), Fabius menyebut Manaf akan terbang ke Paris dari Turki.

”Saya dapat mengonfirmasi hal itu. Sekarang dia dalam perjalanan menuju Paris,” ujar Fabius.

Di Paris, Manaf akan bergabung dengan anggota keluarganya, termasuk ayah, istri, dan adik perempuannya.

Ayah Manaf, Mustafa Tlass, pernah menjabat menteri pertahanan di masa mendiang ayah Assad, Hafez al-Assad, berkuasa.

Adapun adik perempuan Manaf, Nahed Ojjeh, adalah janda seorang jutawan pedagang senjata Arab Saudi, Akram Ojjeh.

Banyak rumor dikaitkan dengan latar belakang pembangkangan Manaf.

Salah satunya menyebutkan Manaf berang begitu tahu namanya tak disebut dalam daftar promosi tahunan per 1 Juli lalu.

Rumor lain mengaitkan pembelotan itu dengan penolakan Manaf atas perintah langsung Assad untuk menyerang dan menduduki basis pertahanan oposisi di distrik Bab al-Amr, Homs, Februari lalu.

Saat itu Assad yang berang secara langsung menyuruh Manaf untuk tinggal saja di rumah.

Pembangkangan dan pembelotan lebih dulu dilakukan sepupu Manaf, Abdel Razzak, beberapa bulan lalu.

Razzak membelot dari militer Suriah dan beralih memimpin Batalyon Farouk, pasukan elite pasukan oposisi Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Homs.

Menekan Rusia dan China

Dalam pertemuan di Paris, Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton mendesak seluruh negara yang hadir ”memperingatkan” China dan Rusia kalau mereka satu saat nanti harus ”membayar” ulah masing-masing, yang selama ini telah menghambat berbagai upaya menuju kemajuan proses transisi demokratis di Suriah.

Menurut Hillary, pertemuan Sahabat Suriah kali ini tidaklah cukup tanpa memberi peringatan kepada China dan Rusia.

”Satu-satunya cara mengubah itu, setiap negara yang datang sekarang bersama-sama memperjelas kalau mereka berdua akan merasakan akibatnya. Akibat dari ulah mereka menahan dan memblokade upaya penyelesaian (masalah Suriah) selama ini dengan berdiri di belakang rezim Assad. Hal itu sudah tak bisa ditoleransi lagi,” kata dia.

Rusia dan China sebelumnya telah memveto resolusi Dewan Keamanan PBB, yang diajukan untuk menekan Assad.

Deputi Menlu Rusia Sergei Ryabkov, di Moskwa, langsung membantah tuduhan bahwa Rusia mendukung rezim Assad. Rusia dan China tidak hadir dalam pertemuan di Paris ini.

Hillary juga kembali meminta DK PBB mengeluarkan resolusinya di bawah ketentuan Bab 7 Piagam PBB, yang memberi kewenangan pemberian sejumlah tingkatan sanksi terhadap suatu negara, mulai dari sanksi diplomatik, ekonomi, hingga intervensi militer.

Hillary juga menyerukan negara-negara yang hadir untuk menekan Suriah dengan mengeluarkan sanksi bilateral.

Dia juga menyindir ketidakefektifan dan ketidakberdayaan misi supervisi PBB selama ini dalam menghadapi ketidakpatuhan rezim Assad. ”Sangat jelas para pemantau tak bersenjata (PBB) tak mampu memonitor sebuah gencatan senjata, yang memang tak pernah ada dan terjadi di sana,” ujar Hillary.

(REUTERS/AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com