Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Pangkas Dana Bantuan untuk Pakistan

Kompas.com - 25/05/2012, 14:18 WIB

Dr Afridi, yang ditahan di penjara Peshawar, tidak menghadiri persidangan sehingga tidak bisa memberikan kesaksian cerita versi dirinya.

Tidak jelas apakah Dr Afridi tahu siapa target investigasinya ketika direkrut CIA, atau DNA siapa yang dia kumpulkan melalui sebuah program vaksinasi hepatitis B palsu. Ide program vaksinasi yang dijalan DR Afridi adalah mengumpulkan sampel darah dari anak-anak yang hidup di Abbottabad, sehingga tes DNA bisa dilakukan untuk mengetahui apakah mereka bagian keluarga Bin Laden atau bukan.

Selain masalah Osama Bin Laden, isu serangan pesawat berawak yang dilakukan Nato juga menyebabkan Pakisan menolak untuk membuka kembali jalur persediaan Nato ke Afganistan yang melintasi Pakistan.

AS dan Pakistan juga gagal mencapai kesepakatan di KTT Nato di Chicago terkait masalah jalur persediaan karena Islamabad menuntut tarif lebih dari 5.000 dollar atau sekitar Rp 47 juta per truk saat transit, meningkat dari sebelumnya yang hanya sebesar 250 dollar atau Rp 2,39 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com