Dalam laporan yang dipublikasikan Senin (14/5/2012), HRW mengatakan telah mempelajari rincian bukti yang mengklaim kematian warga sipil dalam delapan serangan udara terpisah yang dilakukan NATO.
Salah satu kasus, disebutkan pemboman pertama yang dilakukan NATO menewaskan 14 orang, dan bom kedua, tak lama kemudian, menewaskan 18 orang lagi yang tengah membantu para korban sebelumnya.
Abrahams menekankan yang menjadi perhatian oleh penulis laporan itu adalah para keluarga tidak ditawarkan kompensasi.
"Sampai sekarang, NATO masih menyangkalnya," kata dia.
"Mereka menolak untuk memberikan informasi mengenai bagaimana mereka tewas dan menolak untuk menyelidiki, dan ini tidak ada transparansi".
"Saya pikir ini akan membuat kematian warga sipil menjadi tidak berguna, karena jika di masa depan NATO menolak untuk mengakui kesalahan mereka dan memperbaikinya".
NATO mengatakan siap bekerja sama dengan otoritas Libya yang baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.