Di Anchorage, ibu kota Alaska, badai salju mulai turun, Kamis (12/1) dini hari, dan diperkirakan akan menutup kota tersebut dengan lapisan salju setebal setengah meter. Kota tersebut mengalami musim dingin terburuk sepanjang sejarah dan salju turun hampir setiap saat sejak Juni-Juli tahun lalu.
Menurut ahli meteorologi Shaun Baines, sejak 1 Juli 2011 sampai Selasa lalu, curah hujan salju di Anchorage telah mencapai 81,3 inci atau dua meter. Ini merupakan periode paling bersalju bagi Anchorage sejak pencatatan cuaca dimulai di kota itu.
Di Cordova—terletak di pesisir perairan Prince William Sound di sebelah tenggara Anchorage— tumpukan salju setebal 4,6 meter memicu Pemerintah Negara Bagian Alaska mengirimkan puluhan personel pasukan Garda Nasional AS.
Sedikitnya dua rumah dan empat bangunan komersial rusak di Cordova akibat tak kuat menahan beban salju di atap. Penghuni sebuah kompleks apartemen juga diungsikan setelah muncul kekhawatiran apartemen itu tak kuat menahan salju.
Tentara Garda Nasional pun mulai kewalahan menyingkirkan tumpukan salju dengan sekop
Dinas Cuaca Nasional AS menyebutkan, suhu pada musim dingin kali ini sangat dingin, bahkan untuk ukuran Alaska—negara bagian di ujung utara Benua Amerika. Suhu rata-rata di Alaska saat ini mencapai minus 35 derajat celsius.
Di Kodiak, kota nelayan di Pulau Kodiak, sebelah selatan Anchorage, beberapa perahu nelayan di pelabuhan bahkan sampai tenggelam karena tak kuat menahan beban salju.
Cuaca ekstrem ini juga memicu bahaya lain, yakni longsoran salju dari pegunungan. Beberapa titik longsor pada hari Rabu menutup jalur jalan raya satu-satunya yang menghubungkan Anchorage dengan kota-kota di sebelah selatan, dan sempat membuat kota resor ski Girdwood terisolasi.
Longsor dan tumpukan salju juga menutup satu-satunya terowongan menuju kota pelabuhan Whittier di Prince William