Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spanyol dan Italia Kerja Keras

Kompas.com - 31/12/2011, 03:11 WIB

MADRID, JUMAT - Pemerintahan baru di Spanyol dan Italia berjuang keras menerapkan berbagai kebijakan untuk menyelamatkan perekonomian masing-masing. Spanyol bersiap menerapkan berbagai langkah penghematan baru, sementara Italia akan melakukan reformasi liberal.

Perdana Menteri (PM) Spanyol Mariano Rajoy memimpin rapat kabinet di Istana Moncloa, Madrid, untuk membicarakan gelombang pertama langkah penghematan di negara itu. Rajoy, yang baru sepekan dilantik jadi PM setelah menang pemilu 20 November, diharapkan akan mengumumkan berbagai langkah yang akan mengurangi belanja negara hingga 16,5 miliar euro (Rp 193,6 triliun) pada 2012.

Rajoy dihadapkan pada pilihan sulit, antara melakukan penghematan besar-besaran untuk mengurangi defisit serta meningkatkan daya saing Spanyol dan membangkitkan kembali perekonomian negara itu yang macet.

Beberapa langkah penghematan yang diharapkan akan diumumkan Rajoy adalah penundaan kenaikan gaji pegawai sektor publik sepanjang 2012, penghentian perekrutan pegawai baru di sektor pelayanan publik, dan pemotongan anggaran 30 persen di seluruh kementerian, termasuk pemotongan anggaran untuk mobil dan perjalanan dinas, makanan, dan konsultasi.

Harian bisnis Expansion menyebutkan, pemerintah juga berencana menjual 30 sahamnya di undian lotre nasional untuk meraup dana segar hingga 7,5 miliar euro, serta menghapus dana subsidi sewa rumah sebesar 210 euro per bulan yang selama ini diberikan kepada keluarga-keluarga muda.

Satu-satunya belanja pemerintah yang tidak akan kena potongan hanya program dana pensiun pegawai pemerintah. Dana pensiun akan dinaikkan sesuai laju inflasi pada 2012, yang diperkirakan hanya sebesar 1,0 persen.

Rencana penundaan kenaikan gaji pegawai sektor pelayanan publik sudah langsung ditentang serikat pekerja bidang ini. ”Ini adalah serangan baru bagi kondisi kerja para pegawai sektor pelayanan publik,” cetus pernyataan serikat pekerja CSI-F.

Semua itu hanya sebagian kecil masalah yang dihadapi pemerintahan Rajoy. Dalam waktu yang singkat, Rajoy juga harus menetapkan APBN tahun 2012.

”Saya yakin akan ada pemotongan. Tetapi saya tidak berharap banyak soal detailnya karena memang tak ada waktu, mereka (pemerintah) baru saja masuk dan setengah dari posisi pejabat resmi belum diisi sampai saat ini. Tetapi mereka ingin mengirim pesan bahwa mereka akan melakukan langkah penghematan,” tutur Pablo Vazquez, ekonom kepala di lembaga pemikir Fedea di Madrid.

Belum usai

Di Roma, PM Italia Mario Monti mengingatkan, turunnya suku bunga obligasi pemerintah pada lelang hari Rabu (28/12) dan Kamis tidak serta-merta menunjukkan badai finansial di negara itu sudah reda. ”Lelang obligasi minggu ini berlangsung lancar dan ini membesarkan hati kita, tetapi kami jelas tidak berpikir bahwa fase gejolak finansial ini sudah berakhir,” tandas Monti dalam jumpa pers, Kamis.

Monti menambahkan, pemerintahannya akan mulai menerapkan berbagai kebijakan reformasi liberal untuk meningkatkan daya saing perekonomian Italia, dan akan belajar pada keberhasilan kebijakan ekonomi negara-negara Skandinavia.

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di zona euro, Italia memicu kekhawatiran besar tahun ini dengan berbagai masalah, seperti pertumbuhan ekonomi yang rendah, utang yang tinggi, dan ongkos pinjaman yang makin tinggi, yang bisa memaksa negara itu meminta dana talangan, menyusul Yunani, Irlandia, dan Portugal.

Monti, yang baru menggantikan Silvio Berlusconi sebagai PM bulan lalu, menambahkan, krisis di Italia terkait erat dengan berbagai kesulitan yang dihadapi Eropa secara lebih luas sehingga dibutuhkan respons bersama yang lebih meyakinkan dari seluruh negara zona euro.

”Kami yakin disiplin anggaran sangat penting, dan mekanisme apa pun yang bisa mengamankan disiplin ini bagus selama ada kebijakan ekonomi Eropa yang juga mendorong pertumbuhan,” ujar Monti.

Manoj Ladwa, pengamat dari ETX Capital, mengatakan, Italia masih berisiko membutuhkan dana talangan apabila pasar kehilangan kesabaran akibat kurangnya aksi terpadu menteri-menteri keuangan Uni Eropa.

(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com