Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Pejuang Hezbollah dari Dagang Mobil

Kompas.com - 16/12/2011, 16:14 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Pejuang Hezbollah sampai kini masih terus bertempur melawan pasukan Israel untuk memperebutkan wilayah perbatasan Lebanon-Israel. Dana untuk kegiatan militan itu disuplai dari tiga perusahaan Lebanon di Amerika Serikat yang dicurigai dari hasil pencucian uang melalui jual beli mobil bekas.

Pemerintah AS telah mencium aksi itu dan memperkarakan ketiga perusahaan Lebanon ke meja hijau. Dalam sidang di Manhattan, penuntut umum mendakwa ketiga perusahaan itu telah bekerja sama dengan Bank Kanada Lebanon (Lebanese Canadian Bank/LCB) dalam melakukan aksinya dan sudah memutarkan dana 480 juta dollar AS (Rp 4,32 triliun). Mereka membeli mobil bekas di AS, kemudian menjualnya ke Afrika Barat.

Dakwaan lainnya, uang dari jual beli mobil dikaitkan dengan penyelundupan narkoba. "Skema yang rumit ini terlihat hari ini, sebuah cara kreatif yang dilakukan organisasi dalam mengalirkan sumber pendanaan mereka. Dana ini menunjukkan hubungan erat antara penyelundupan narkoba dan kegiatan militan," beber pengacara AS, Preet Pharara, seperti dilansir Bloomberg, Jumat (16/12/2011).

Departemen Keuangan AS, Februari 2011, mengidentifikasi LCB sebagai lembaga pencucian uang yang mengkhawatirkan. Dengan alasan ini, institusi finansial di AS memutus hubungan dengan bank tersebut sehingga akses aliran dana masuk atau keluar AS tak bisa dilakukan.

Pada persidangan kali ini, terdakwa lain yang diadili adalah dua perusahaan valuta asing, yaitu Hassan Ayash Exchange Co dan Ellissa Holding.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com