Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Lagi Kasus Pembunuhan Munir

Kompas.com - 08/09/2011, 22:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah, dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, diminta untuk membuka kembali kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir. Soalnya, hingga tujuh tahun kematiannya, para auktor intelektualis di balik kejahatan terorganisasi itu masih belum terungkap.

Desakan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (8/9/2011).

Sebagaimana diketahui, Munir dibunuh dengan racun dalam penerbangan pesawat GA 974, 7 September 2004. Meski Pollycarpus Budihari Priyanto dan Indra Setiawan dari Garuda Indonesia kemudian dipenjarakan, hingga kini bagian inti kasus ini masih penuh misteri.

Poengky Indarti menilai, setelah berselang tujuh tahun, masih belum dikuak siapa sebenarnya aktor-aktor yang terlibat dalam pembunuhan itu. Setelah mendapat laporan Tim Pencari Fakta (TPF) kasus meninggalnya Munir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono justru tidak membuka kasus ini ke publik, tetapi menyerahkan kepada bawahannya.

Padahal, laporan itu menduga ada keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam lingkungan Badan Intelijen Negara (BIN). "Tidak ada iktikad baik pemerintah untuk menuntaskan kasus tersebut. Ini ironis, mengingat pada awal pemerintahannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berjanji mengungkap kasus ini sebagai the test of our history," katanya.

Sekadar mengingat, TPF telah menyimpulkan, pembunuhan Munir dalam penerbangan pesawat GA 974, 7 September 2004, disebabkan oleh pemufakatan jahat yang diduga melibatkan pihak-pihak tertentu di lingkungan Garuda dan BIN.

Pemufakatan itu melibatkan pihak-pihak yang berperan sebagai aktor lapangan, aktor turut serta, aktor perencana, dan inisiator. Pembunuhan Munir diduga kuat berhubungan dengan aktivitas Munir dalam pemajuan dan perlindungan HAM dan demokrasi, termasuk kritiknya berkaitan dengan peran badan intelijen.

"Harapan saya, kasus ini diungkap tuntas dan tidak diperlakukan diskriminatif. Siapa pun pelakunya, harus dihukum! Kasus Munir ini jadi contoh, jika orang sekaliber Munir saja penanganan kasusnya bisa dimainkan, apalagi dengan orang-orang yang tidak punya kapasitas apa-apa. Ketidakadilan akan terus terjadi di Indonesia dan para pelakunya akan bisa melakukan kejahatan lagi!" kata Poengky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen di Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen di Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com