Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Dihormati di Luar Indonesia

Kompas.com - 04/09/2011, 08:05 WIB

"Kadang-kadang saya juga mengajak mereka ke sini," tambah ayah dengan 3 anak yang mendapatkan diskon khusus dari perusahaannya untuk berliburan di salah satu resor ekslusif di Maladewa. Bekerja selama 3 bulan dan liburan selama sebulan adalah kebijakan waktu kerja periodik per tahun yang dapat dinikmatinya dari perusahaan.

Asdir selalu menyempatkan waktu untuk berkomunikasi melalui fasilitas internet dari laptopnya dengan keluarga yang berada di Indonesia. Terbilang hemat karena terbiasa memasak sendiri untuk memenuhi kebutuhan harian termasuk makanan berbuka puasa bulan lalu, Asdir menjelaskan hanya menghabiskan sekitar 500 dollar AS per bulan untuk biaya kehidupan di Maladewa.

"Profesi lebih dihargai di sini, kalau dilihat dari bobot pekerjaan di Indonesia dan di sini sebenarnya sama saja," ujar Asdir saat menuturkan salah satu bahan pertimbangannya untuk memilih bekerja di luar negeri dan terpaksa menetap jauh dari keluarga.

"Tidak heran kalau pilot-pilot sempat mogok karena mereka bisa dihargai dengan lebih tinggi di luar," jelas Asdir saat mengomentari aksi mogok yang sempat diadakan oleh para pilot maskapai nasional di tanah air belakangan.

Penuturan serupa soal penghargaan terhadap profesi disampaikan juga oleh WNI lainnya, Endang Sugiarto (48), teknisi senior Trans Maldivian Airways. Bapak dari anak 3 anak ini juga rela harus meninggalkan keluarganya untuk bekerja dengan perusahaan kompetitor Maldivian Air Taxi.

"Saya merasa diorangkan di sini," ujar Endang saat mengisahkan kekaguman yang tidak pernah terbayangkan terhadap apresiasi yang diterimanya pertama kali ia disambut untuk bekerja di Trans Maldivian Airways 3 tahun lalu.

"Saat saya pertama kali bergabung dengan perusahaan ini, saya diajak melihat apartemen tempat saya menginap dan di atas kasur saya temukan sepucuk surat berisi kata sambutan yang langsung ditandatangani oleh direktur utama perusahaan," jelas Endang yang tidak menyangka akan mendapatkan sambutan yang tidak pernah diterimanya di Indonesia saat pertama kali bertugas di Trans Maldivian Airways.

Endang yang pernah mendedikasikan diri untuk maskapai nasional selama 19 tahun mengaku hanya mendapatkan bayaran sebesar Rp 17 juta sebulan ketika kemudian bertugas sebagai teknisi senior untuk sebuah maskapai swasta nasional pada 2008. Sementara untuk profesi serupa dan pengalaman yang telah dikantunginya bisa dihargai dengan bayaran hingga di atas 6.000 dollar AS per bulan di Maladewa.

Pengakuan akan bayaran yang cukup tinggi juga disampaikan oleh hostess Maldivian Air Taxi, Santi (30). Ibu dari seorang putra berusia 5 tahun ini telah menjalani berbagai profesi di Maladewa mulai dari penjaga toko di Male hingga menjadi ahli terapi untuk sebuah resor di Maladewa.

"Therapist bisa dapat bayaran sampai 3.000 dollar AS. Itu utuh karena mereka biasa dapat tempat tinggal, makan, dan tiket gratis pulang pergi Maladewa - Indonesia," ujar Santi yang menikah dengan pria asal Maladewa saat menjelaskan pengalamannya sebagai ahli terapi berikut tunjangan yang diterimanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com