"Ini hanya kerinduan umat akan adanya satu kesatuan penanggalan hijriah global untuk bisa melaksanakan ibadah secara bersama-sama," katanya.
Dalam sebuah riwayat, perbedaan penentuan awal bulan hijriah sudah terjad sejak zaman Mu'awiyah sekitar abad ke-7. Saat itu Syam (Suriah) lebih dulu satu hari memasuki Ramadan dibandingkan Madinah.
Sebagian masyarakat sering beranggapan, jika Arab Saudi sudah memasuki hari raya, maka di Indonesia juga harus berhari raya pada hari yang sama dengan di Arab Saudi. Alasannya, waktu di Indonesia lebih dulu empat jam dibandingkan waktu di Arab Saudi.
Hal ini merupakan pencampuradukkan dua sistem penanggalan yang berbeda, yaitu penanggalan Masehi yang menggunakan pergerakan Matahari dan penanggalan hijriah yang berdasarkan pergerakan Bulan. Dalam penanggalan Masehi, waktu Indonesia selalu lebih cepat dibandingkan Arab Saudi karena posisi Indonesia yang berada di timur Arab Saudi.
Sedangkan dalam penanggalan hijriah, waktu di Indonesia belum tentu lebih dulu dibanding Arab Saudi. Kondisi ini disebabkan garis awal bulan selalu berubah setiap bulannya dan bentuknya miring.
Seperti dalam penentuan 1 Syawal kali ini, wilayah Afrika bagian Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan lebih dulu memasuki 1 Syawal dibandingkan Indonesia yang berada dibelahan Bumi timur. Hal ini terjadi karena wilayah tersebut lebih dulu melihat hilal awal Syawal dibandingkan Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.