Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, Oman, Libya, Afsel Rayakan Idul Fitri Hari Ini

Kompas.com - 31/08/2011, 10:45 WIB

oleh M Zaid Wahyudi

Keputusan pemerintah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah berbeda dengan sejumlah negara muslim lain. Namun, Indonesia bukan satu-satunya negara yang secara resmi menetapkan Idul Fitrinya pada 31 Agustus hari ini.

Data Proyek Observasi Hilal Islam (Islamic Crescent's Observation Project/ICOP) yang berpusat di Yordania menyebutkan, negara yang menetapkan 1 Syawal 1432 Hijriah pada 31 Agustus 2011 adalah Indonesia, Oman, Libya, dan Afrika Selatan.

Sedangkan yang menetapkan 1 Syawal pada 30 Agustus, diantaranya adalah Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Yaman, Nigeria, dan Malaysia.

Dari piranti lunak yang digunakan untuk menggambarkan peta penampakan hilal global, hilal memang tidak nampak di wilayah Indonesia dan sebagian besar wilayah Timur Tengah pada Senin (29/8/2011) petang kemarin.

Wilayah yang memungkinkan melihat hilal baik dengan menggunakan alat maupun mata telanjang pada hari itu adalah Afrika bagian Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Direktur Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) Mutoha Arkanuddin, Rabu (30/8/2011), di Yogyakarta saat dihubungi mengatakan, setiap negara memiliki cara sendiri-sendiri dalam menentukan awal bulan hijriah. Metode umumnya sama seperti di Indonesia, menggunakan hisab (perhitungan) atau rukyat (pengamatan). Tetapi, banyak negara yang menentukan Idul Fitri pada 30 Agustus mengacu kepada keputusan pemerintah Arab Saudi.

Negara yang mengikuti keputusan Arab Saudi ini antara lain Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Yaman, Turki, Irak, Yordania, Palestina, Lebanon, dan Sudan.

Di Arab Saudi, penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah menggunakan rukyat. Sedangkan untuk bulan-bulan lain, menggunakan hisab. Cara ini sama dengan yang digunakan di Indonesia. Rukyat pada ketiga bulan itu dilakukan karena terkait dengan ibadah wajib dan hari raya di bulan tersebut.

Menurut Mutoha, meski menggunakan rukyat, keputusan Arab Saudi dalam penetapan awal ketiga bulan itu seringkali tidak mematuhi kriteria rukyat yang ada. Mereka seringkali mengabaikan syarat-syarat minimal kemungkinan hilal bisa dilihat.

Keputusan penetapan awal bulan hanya dilakukan berdasarkan kesaksian seseorang walau berdasar data hisab sebelum rukyat, hilal itu sebenarnya belum bisa dilihat. "Pemerintah Arab Saudi langsung menerima kesaksian seseorang yang melihat hilal, tanpa cek ulang terlebih dahulu," katanya.

Hilal yang diakui dilihat dan disahkan sebagai datangnya awal bulan ini disebut sebagai hilai syar'i. "Artinya, hilal yang dilihat sah secara syar'i (hukum agama), namun ditolak secara kelimuan," katanya.

Kondisi ini juga terjadi dalam penetapan 1 Syawal tahun ini. Secara teoretis, di Mekah pada Senin (29/8/2011) petang, sesaat sebelum Matahari terbenam, ketinggian hilal baru mencapai 44 menit derajat alias kurang dari satu derajat. Padahal, syarat penampakan hilal jauh lebih tinggi dari ketinggian hilal di Mekah kemarin.

Kriteria imkan rukyat yang dipakai di Indonesia yang mengacu kepada kesepakatan Menteri-Menteri Agama Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura mensyaratkan hilal dapat diamati jika memiliki ketinggian minimal 2 derajat dan jarak sudut hilal-Matahari minimal 3 derajat.

Sementara kriteria rukyat hilal ICOP yang dikembangkan oleh ilmuwan Yordania Mohammad Odeh mensyaratkan hilal dapat diamati jika mememiliki jarak sudut minimal 6,4 derajat dan ketinggian minimal 6 derajat untuk diamati dengan mata telanjang atau ketinggian minimal 4 derajat untuk diamati dengan alat bantu.

Perukyat dari Laboratorium Bumi dan Antariksa, Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia Judhistira Aria Utama di Bandung mengakui penetapan hilal di Arab Saudi memang seringkali menimbulkan kontroversi, termasuk dalam penentuan 1 Syawal tahun ini.

Ketinggian hilal di Mekkah saat Matahari terbenam Senin kemarin yang hanya 44 menit derajat hampir tidak mungkin bisa diamati dengan menggunakan peralatan apapun, apalagi dengan mata telanjang.

Putusan pemerintah Arab Saudi juga seringkali diprotes oleh Komunitas Astronom Yordania (Jordan Astronomical Society/JAS). Namun kuatnya otoritas kerajaan Arab Saudi membuat penolakan para astronom JAS tersebut kurang diperhatikan.

Sementara para astronom Arab Saudi seringkali dianggap tidak independen karena membenarkan kesaksian hilal yang secara teoretis tidak mungkin.

Ikut Arab Saudi Judhistira mengakui keputusan pemerintah Arab Saudi yang kontroversial itu banyak diikuti oleh negara-negara lain. Padahal, tidak ada ketentuan agama yang mengharuskan negara-negara diluar Arab Saudi harus mengikuti ketentuan Arab Saudi dalam penentuan awal bulan.

"Ini hanya kerinduan umat akan adanya satu kesatuan penanggalan hijriah global untuk bisa melaksanakan ibadah secara bersama-sama," katanya.

Dalam sebuah riwayat, perbedaan penentuan awal bulan hijriah sudah terjad sejak zaman Mu'awiyah sekitar abad ke-7. Saat itu Syam (Suriah) lebih dulu satu hari memasuki Ramadan dibandingkan Madinah.

Sebagian masyarakat sering beranggapan, jika Arab Saudi sudah memasuki hari raya, maka di Indonesia juga harus berhari raya pada hari yang sama dengan di Arab Saudi. Alasannya, waktu di Indonesia lebih dulu empat jam dibandingkan waktu di Arab Saudi.

Hal ini merupakan pencampuradukkan dua sistem penanggalan yang berbeda, yaitu penanggalan Masehi yang menggunakan pergerakan Matahari dan penanggalan hijriah yang berdasarkan pergerakan Bulan. Dalam penanggalan Masehi, waktu Indonesia selalu lebih cepat dibandingkan Arab Saudi karena posisi Indonesia yang berada di timur Arab Saudi.

Sedangkan dalam penanggalan hijriah, waktu di Indonesia belum tentu lebih dulu dibanding Arab Saudi. Kondisi ini disebabkan garis awal bulan selalu berubah setiap bulannya dan bentuknya miring.

Seperti dalam penentuan 1 Syawal kali ini, wilayah Afrika bagian Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan lebih dulu memasuki 1 Syawal dibandingkan Indonesia yang berada dibelahan Bumi timur. Hal ini terjadi karena wilayah tersebut lebih dulu melihat hilal awal Syawal dibandingkan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com