Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penguasaan Libya Dipercepat

Kompas.com - 25/08/2011, 05:04 WIB

Pertempuran antara oposisi dan loyalis Khadafy membuat Tripoli menjadi hening. Mohammed Amin, komandan lapangan NTC, mengatakan, pasukan Khadafy terus melakukan perlawanan. Arah pertempuran tidak bisa diduga. Ada kalanya tembakan sporadis muncul lalu mendadak hening. Oposisi memusatkan pertempuran di markas Khadafy.

Namun, Menteri Luar Negeri Libya Abdul Ati al-Obeidi, dari Tripoli, mengatakan sudah tidak bisa berkomunikasi lagi dengan rezim Khadafy. Dia menegaskan, rezim Khadafy sudah berakhir. ”Khadafy sudah tak menemukan opsi lain dan cengkeraman pada kekuasaan telah berakhir.”

NTC melakukan taktik lain dengan menawarkan amnesti jika ada yang bisa menemukan dan menembak Khadafy. Tawaran ini ditujukan kepada orang-orang dekat Khadafy. Ketua NTC Mustafa Abdel Jalil mengatakan, ada tawaran dana dari seorang pebisnis Benghazi, sebesar 1,3 dinar Libya atau setara 1,7 juta dollar AS, jika Khadafy ditemukan.

Legitimasi NATO digugat

Di tengah kecenderungan kekalahan Khadafy, muncul seruan Presiden Rusia Dmitry Medvedev agar Khadafy dan NTC berunding. ”Kami ingin kedua belah pihak bersepakat,” kata Medvedev setelah bertemu dengan pemimpin Korea Utara. Kim Jong Il, di Siberia, Rusia. Rusia meragukan legitimasi peran NATO di Libya.

China menyerukan agar rekonstruksi Libya diserahkan ke PBB. Menlu China Yang Jiechi meminta Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon jadi motor rekonstruksi Libya. ”China bersedia memberikan kontribusi untuk membangun Libya,” kata Yang.

Seruan ini tampaknya tidak berlaku. Sudah ada 30 negara yang mengakui NTC. Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga sudah menyatakan akan mendukung NTC.

Peran NATO dan sekutunya di Timur Tengah akan menjadi penentu utama di Libya. Sejumlah pesawat tempur dari Qatar dan UEA bergabung dengan pasukan NATO untuk menghadapi pasukan Khadafy. Bantuan berupa logistik terpenting dan dukungan diplomat juga turut diberikan atas nama permintaan NTC.

Aref Ali Nayed, Dubes NTC untuk UEA dan jubir Tim Stabilisasi di Dubai, mengatakan, Arab diperlukan guna rekonstruksi dan operasi pelabuhan.

Kepala Kabinet NTC Mahmoud Jibril mengatakan, Qatar menjadi tuan rumah konferensi yang dihadiri AS, Inggris, Perancis, dan lainnya. Tujuan konferensi adalah menyediakan dana 1,5 miliar dollar AS bagi karyawan di Libya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com