Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tak Percayai Pakistan

Kompas.com - 07/05/2011, 04:32 WIB

Adalah ISI dan CIA (AS) yang membina gerakan-gerakan perlawanan mujahidin melawan pendudukan Uni Soviet di Afganistan. ISI dan CIA juga membina para sukarelawan dari mancanegara, termasuk Osama pada tahun 1980-an.

Sering terjadi pula, anggota dan perwira ISI kemudian menganut paham radikalisme agama. Banyak juga anggota ISI yang memelihara jenggot seperti layaknya aktivis kelompok Jamaat-e-Islami atau Islam konservatif di Pakistan.

Ketika AS meminta bantuan Pakistan untuk menumpas Al Qaeda dan Taliban setelah tragedi 11 September 2001 itu, ISI menanggapi hal itu setengah hati.

Di mata ISI saat itu, membasmi Al Qaeda dan Taliban, yang dibinanya sejak lama, sama saja menghancurkan reputasi dan strategi ISI di Asia Selatan.

Namun, tekanan luar biasa dari AS saat itu membuat ISI dan pemerintahan Pakistan di bawah mantan Presiden Pervez Musharraf tidak memiliki pilihan lain. Bagi Musharraf, hanya dengan mendukung AS dia bisa mendapatkan legitimasi kekuasaan. Musharraf saat itu mendapat kekuasaan lewat kudeta.

Dalam perkembangan berikutnya, ternyata banyak bukti yang menunjukkan bahwa hubungan AS dan Pakistan, khususnya ISI, tampak tidak serius.

ISI ternyata tidak mampu melepas akar sejarahnya. ISI adalah lembaga yang secara historis difokuskan menghadapi India. Gerakan-gerakan radikal adalah kartu ISI dalam menghadapi musuh historisnya, India.

Karena itu, hubungan antara ISI dengan Taliban dan faksi-faksi radikal dalam satu waktu bisa retak, tetapi di lain waktu bisa main mata lagi dan bahkan ”bermesraan”.

ISI pun memiliki tradisi bergerak independen, yang praktis terlepas dari kontrol pemerintah. Bahkan, bisa dikatakan, ISI ibarat negara dalam negara di Pakistan. Tidak heran apabila pemerintah Pakistan sering tidak tahu apa yang dilakukan ISI. Jadi, wajar jika Pemerintah Pakistan tidak mengetahui keberadaan Osama di Abbottabad.

Osama kehabisan uang

Pihak militer Pakistan, Jumat di Islamabad, memperingatkan AS agar tidak lagi melakukan serangan seperti yang dilakukan terhadap Osama. Pernyataan keluar setelah sebanyak 12 jenderal Pakistan bertemu dengan Panglima AD Pakistan Jenderal Ashfaq Kayani.

Dalam perkembangan terakhir disebutkan, Osama sedang kekurangan uang menjelang kematiannya. Hal itu membuat Al Qaeda menjadi terpecah.(AP/MON/MTH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com