Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tak Percayai Pakistan

Kompas.com - 07/05/2011, 04:32 WIB

Kairo, Kompas - Tewasnya Osama bin Laden, Senin (2/5) dini hari di kompleks berjarak dekat dari sebuah akademi militer Pakistan di kota Abbottabad, menimbulkan tanda tanya besar. Ada dugaan main mata antara Osama dan dinas intelijen Pakistan, khususnya intelijen militer.

Michael Mann, juru bicara untuk Ketua Komisi Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, mengatakan, tewasnya Osama memunculkan pertanyaan tentang peran militer dan dinas intelijen Pakistan (ISI).

Pihak AS pun mengakui tidak memberi tahu Pakistan operasi pembunuhan Osama karena khawatir bocor duluan. Sikap AS itu menunjukkan ketidakpercayaan AS terhadap Pakistan soal kerahasiaan operasi itu.

Menlu AS Hillary Clinton, Kamis di Roma, menegaskan, hubungan AS-Pakistan tidak selalu mulus meskipun hubungan kedua negara itu selama ini sering produktif.

Khalayak mempertanyakan bagaimana Osama bisa hidup aman sekian tahun di perumahan mewah yang berjarak 800 meter dari akademi militer itu.

Pertanyaan itu bukan tanpa dasar. Laporan Wikileaks bulan Juli tahun lalu menunjukkan adanya aksi main mata antara Taliban di Afganistan dan ISI.

Wikileaks menyebutkan, ISI adalah sahabat dan musuh AS sekaligus. Bagi ISI, faksi-faksi Muslim radikal merupakan andalannya dalam menghadapi situasi kompleks di Asia Selatan dan Tengah yang penuh dengan persaingan dan peperangan, khususnya antara India dan Pakistan.

Itulah yang membuat ISI berada di balik pembentukan dan pembinaan hampir semua gerakan radikal di Asia Selatan dan Tengah.

Sebelum tragedi 11 September 2001, kebijakan ISI menyangkut gerakan radikal itu sering memiliki titik temu dengan AS dan Barat. Titik temu kepentingan ISI dan AS itu mencapai puncaknya ketika Uni Soviet melakukan invasi ke Afganistan pada tahun 1979.

CIA dukung mujahidin

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com