Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sewa Marinir Inggris untuk Usir Perompak

Kompas.com - 04/05/2011, 22:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembajakan kapal MV Sinar Kudus dari Indonesia oleh para perompak di Somalia, Afrika, bulan Maret lalu menimbulkan perhatian yang sangat besar dari masyarakat Indonesia. Pasalnya, ada 20 anak buah kapal yang berasal dari Tanah Air.

Namun, sebenarnya sudah sering para anak buah kapal dari Indonesia yang mengalami hal serupa meskipun mereka berada di kapal berbendera asing. Misalnya yang terjadi pada kapal berbendera Singapura, MT Pramoni, tahun 2010. Waktu itu kapal yang dikapteni orang China tersebut ditawan selama tiga bulan sebelum akhirnya dibebaskan dengan uang tebusan dari perusahaan senilai 2,2 juta dollar AS (kurs sekarang sekitar Rp 18,805 miliar).

Nah, agar kejadian buruk tersebut tidak terulang perusahaan Berlian Laju Tanker (BLT) yang menjadi pemilik kapal MT Pramoni tersebut–dan sejumlah kapal lainnya–memilih sebuah cara yang lebih efektif dan aman, yaitu menyewa Marinir Inggris. Meskipun harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, cara tersebut jauh lebih murah dan aman dibandingkan dengan nekat melewati "jalur maut" yang menjadi tempat operasi para perompak, tanpa pengawalan mereka (Marinir sewaan).

Seperti yang diutarakan Johanes Karmelius, ABK kapal Pitaloka (juga milik perusahaan BLT, perusahaan pengangkut bahan cair kimia), kepada Kompas.com, Rabu (4/5/2011). Menurut pria yang sudah malang melintang di atas kapal selama sekitar 30 tahun tersebut, mereka juga menggunakan jasa Marinir sewaan sehingga bisa selamat dari gangguan perompak.

"Waktu itu bulan Oktober 2010 ketika kami mau ke Maroko lewat Teluk Aden (terletak di Samudra Hindia, antara Yaman dan Jazirah Arab bagian selatan dan Somalia. Untungnya kami menyewa dua Marinir Inggris untuk jadi penjaga sehingga kami selamat dari aksi perompak. Padahal, para perompak yang menggunakan speed boat sudah mendekat ke kapal kami. Namun, karena ditembak lebih dulu oleh Marinir tadi, mereka langsung menjauh lagi," ujar pria yang akrab disapa Anik itu.

Dalam melakukan aksinya, para perompak menggunakan sebuah "mother ship". Dalam satu kapal itu tersedia beberapa speed boat, yang siap dengan segala peralatan untuk merampok.

Nah, dengan kapal-kapal kecil tersebut, para perompak kini sudah meluaskan wilayah operasi mereka. Tak hanya di Teluk Aden, tetapi sudah sampai ke perairan India.

"Makanya, kapal-kapal yang akan melewati daerah berbahaya itu sebaiknya menyewa Marinir untuk keamanan semuanya."

Dibandingkan dengan apa yang harus dikeluarkan untuk menebus kapal yang dibajak, menyewa Marinir tersebut jauh lebih murah. Menurut Anik, menyewa Marinir Inggris selama enam hari tersebut sebesar 10.000 dollar AS (sekitar Rp 85,529 juta), ditambah ongkos pesawat pergi-pulang.

Selain Inggris, beberapa negara Asia Tenggara juga sudah berpartisipasi dalam menjaga keamanan Teluk Aden dari gangguan perompak. Thailand, misalnya, menyediakan tentara sewaan untuk mendampingi kapal-kapal yang akan melintas di sana. Indonesia mau menyusul?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

    DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

    Nasional
    KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

    KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

    Nasional
    Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

    Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

    Nasional
    Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

    Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

    Nasional
    Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

    Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

    Nasional
    MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

    MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

    Nasional
    Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

    Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

    Nasional
    Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

    Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

    [POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

    Nasional
    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

    Nasional
    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

    Nasional
    Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

    Nasional
    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com