Kitaro: Alam Itu Dahsyat

KOMPAS.com - Kitaro berkonser di Jakarta ketika suasana bencana gempa dan tsunami Jepang masih membayangi dunia. Lewat musik, ia mengajak orang berbagi spirit kemanusiaan. Ketika Kitaro menyudahi komposisi ”Silk Road,” penonton gemuruh bertepuk tangan.

Komposisi itu memang terkenal di Indonesia pada pertengahan era 1990-an lewat serial televisi ”The Silk Road”. Lagu itulah yang menjadi pemuncak konser Kitaro World Tour 2011 di Jakarta Convention Center, Kamis (7/4/2011) malam yang digelar Velvet Production.

Kitaro (58) yang mengenakan jubah seperti Musashi itu lalu pamit dengan membungkukkan badan ke penonton. Ia lalu menghilang di balik panggung. Namun, penonton tetap bertahan duduk dan kompak menyeru agar Kitaro tampil kembali. Sesaat kemudian Kitaro muncul kembali dan menyapa penonton.

”Thank you very much, terima kasih...!” penonton tertawa oleh ucapan dalam sepotong bahasa Indonesia itu.

”Kami, masyarakat Jepang baru terkena gempa dan tsunami. Rakyat Indonesia banyak yang membantu kami, terima kasih. Kita rupanya mempunyai pengalaman yang sama. Saya membawa salam hangat dari rakyat Jepang untuk Indonesia...” kata Kitaro yang disambut gemuruh simpati penonton.

Kitaro mengaku sempat terguncang oleh peristiwa di negerinya. Sehari sebelum konser, saat hadir di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Kitaro menceritakan reaksinya saat mendengar berita bencana di tanah kelahirannya.

”Sewaktu mengetahui gempa dan tsunami itu saya tidak ada perasaan apa-apa. Tetapi, tiga hari kemudian saya baru menangis tanpa henti,” kata lelaki kelahiran Perfektur Aichi, Jepang, yang kini bermukim di Colorado, Amerika Serikat, itu.

Kitaro memaknai peristiwa tersebut sebagai momentum untuk berintrospeksi, waspada. ”Manusia sekarang mempunyai teknologi canggih yang membuat mereka bisa menjelajah ke luar angkasa. Meski demikian, manusia justru tidak tahu kekuatan apa yang terkandung di dalam bumi. Alam itu dahsyat,” kata Kitaro.

”Lewat musik, saya ingin berbagi spirit....” katanya.

Spirit