Pasukan Ouattara juga mengambil kontrol stasiun televisi pemerintah. Pasukan Ouattara, presiden yang diakui dunia internasional, memasuki Abijan hari Kamis. Mereka menuntut Gbagbo menyerahkan jabatan presiden dan memperingatkan akan ada pertumpahan darah jika Gbagbo bertahan.
Pasukan pro-Gbagbo tak mau mengalah dan mempertahankan stasiun televisi pemerintah, RTI. Warga di sekitar mengonfirmasikan telah terjadi pertempuran sengit.
Pasukan Ouattara memasuki Abijan setelah melakukan serangan kilat di wilayah selatan untuk mengusir Gbagbo, yang tak mau menyerahkan kekuasaan sejak pemilu 28 November walau dia kalah dalam pemilu. Pertempuran berlangsung selama beberapa jam hari Kamis.
”Aksi baku tembak begitu sengit sampai bumi seperti bergetar karena rentetan ledakan,” kata seorang warga.
Suara tembakan senapan mesin dan artileri berat mengguncang Distrik Plateau. ”Pertempuran masih berlangsung di sekitar kediaman Gbagbo,” kata juru bicara Ouattara, Patrick Achi.
Seorang warga Swedia karyawan PBB tertembak dan tewas, kemungkinan karena peluru nyasar. Hal itu dikatakan Kementerian Luar Negeri Swedia hari Jumat di Stockholm.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengimbau kedua pihak untuk tidak melakukan aksi ”balas dendam” dengan saling serang.
Beberapa ratus orang telah tewas setelah pemilu presiden bulan November 2010. PBB memperkirakan satu juta warga meninggalkan Abijan karena khawatir akan bahaya pertumpahan darah.