Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libya Belum Reda, Suriah Pun Krisis

Kompas.com - 27/03/2011, 06:24 WIB

Di Libya, krisis antara oposisi dan pasukan yang loyal kepada pemimpin Moammar Khadafy terus berkecamuk. Pasukan pemberontak menguasai Ajdabiya, kota strategis di timur negeri ini, Sabtu, menandai kemenangan pertama mereka atas pasukan loyalis Khadafy sejak serangan udara pasukan koalisi Barat sepekan lalu.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama, menurut AFP, menyatakan bahwa misi internasional yang dilakukan pasukan koalisi ini ”telah menyelamatkan tak terhitung jiwa orang tak berdosa dari ancaman banjir darah dari Khadafy”.

Meski oposisi mengaku berterima kasih atas serangan koalisi ini dan peran Perancis yang melakukan serangan kilat atas pertahanan Khadafy, kaum oposisi ini mempersilakan ”kekuatan dari luar” untuk meninggalkan Libya.

Di Ajdabiya, pasukan oposisi pun, hari Sabtu, mulai mengalir ke kota setelah serangan udara yang dilakukan pasukan koalisi atas pasukan loyalis Khadafy. Koresponden AFP menuturkan, terlihat setidaknya 21 mayat pasukan loyalis Khadafy di jalanan. Selain itu, bergelimpangan bangkai-bangkai tank serta kendaraan militer lain di jalan menuju Ajdabiya.

Sebelumnya, pasukan loyalis Khadafy menduduki Ajdabiya setelah mereka dipukul mundur dari Benghazi—benteng pertahanan oposisi—oleh serangan udara pasukan koalisi. Para pendukung Khadafy, menurut penduduk setempat, bertindak brutal terhadap penduduk setempat.

Ibrahim Saleh (34), penduduk Ajdabiya, mengatakan kepada AFP, selama pasukan Khadafy menduduki Ajdabiya, ”Tank-tank mereka terus-menerus menembaki rumah-rumah tanpa henti. Saya tak bisa beringsut dari rumah selama berhari-hari,” ujarnya.

Dalam keadaan terteror, kata Ibrahim Saleh, tak ada pula persediaan air, minyak, ataupun sarana komunikasi. Bila warga keluar rumah untuk mencari air atau minyak, mereka ditembaki pasukan Khadafy.

Ajdabiya menjadi kota pertama yang jatuh ke tangan oposisi sejak serangan koalisi yang didukung PBB terhadap pasukan Khadafy, 19 Maret lalu.(AP/AFP/Reuters/SHA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com