Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Pembangkit Listrik Nuklir Korea

Kompas.com - 21/03/2011, 03:24 WIB

Jadi, Kori bukanlah satu-satunya kawasan yang dijadikan lokasi pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir di Korea Selatan.

Sebanyak 10 reaktor lainnya tersebar di pantai timur negara ini, antara lain di Ulchin, Wolsong, dan Yonggwang. Ini belum termasuk delapan unit reaktor yang sedang dibangun dan dua unit lain yang dalam perencanaan pembangunan.

Teknologi terbaru

Teknologi adalah kata kunci pengembangan reaktor nuklir ini Korea Selatan. Sebanyak dua dari empat reaktor yang sedang dibangun telah menggunakan teknologi generasi terbaru di Korea, yakni APR1400 (Advance Power Reactor 1.400 MW). Dengan teknologi ini, reaktor nuklir bisa beroperasi lebih lama, yakni 60 tahun. Seri sebelumnya, yakni OPR1000 (Optimized Power Reactor 1.000 MW), hanya bertahan 40 tahun.

APR1400 mampu menampung lebih banyak uranium, yakni 104 ton, dan menghasilkan listrik sebanyak 1.400 MW. Adapun tipe OPR 1000 hanya menampung 76 ton uranium dan memproduksi 1.000 MW. Adapun tipe yang lebih kuno lagi, yakni Pressurized Water Reactor (PWR), hanya mampu menampung uranium sebanyak 44 ton dan hanya memproduksi 587 MW hingga 950 MW.

Korea Selatan memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pada 1978 dan dimulai di Kori. Empat reaktor yang dibangun pertama kali hingga saat ini masih beroperasi di Kori. Itulah reaktor pertama dan terakhir yang dibangun menggunakan teknologi Amerika Serikat, setelahnya selalu dikembangkan oleh orang Korea Selatan.

Bahkan kini, Korea Selatan sudah mampu menciptakan tipe pembangkit listrik tenaga nuklir yang bisa diekspor ke negara lain. Negara pertama yang menggunakannya adalah Uni Emirat Arab.

Negara teluk ini mengimpor teknologi Korea Selatan pada Desember 2009. Tipe ekspor, yang merupakan pengembangan jenis reaktor APR 1400, merupakan hasil pengayaan teknologi Korea Selatan dalam tiga dekade terakhir.

Korea Selatan, yang lebih dari tiga dekade lalu banyak belajar dari Indonesia dalam mengenal pengayaan uranium, sekarang berada tiga dekade lebih maju dari negeri ini.

”Dahulu mereka banyak belajar dari Indonesia. Sekarang mereka sudah semakin maju mengembangkan pembangkit nuklirnya,” ujar Staf Khusus Menteri Koordinator Perekonomian Amir Sambodo dalam sebuah kunjungan kerja ke Seoul beberapa waktu lalu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com