Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahlawan yang Menyulut Revolusi Arab

Kompas.com - 25/02/2011, 13:25 WIB

Libya pun kini bergolak untuk menumbangkan rezim otoriter Moammar Khadafy. Tercatat, Benghazi (sekitar 1.000 kilometer arah timur ibu kota Tripoli) menjadi kota pahlawan.

Khadafy dibuat sangat sewot dengan berita jatuhnya kota berpenduduk sekitar satu juta orang itu, dan kota-kota lain di Libya bagian timur—seperti Al-Bayda, Darnah, dan Tobruk—ke tangan para pemuda revolusioner. De facto, negeri itu sudah terpecah dua, yakni Libya barat yang masih dikuasai Moammar Khadafy dan Libya timur yang dikontrol kaum revolusioner anti-Khadafy.

Realitas wilayah Libya timur berada di tangan kaum revolusioner merupakan pukulan berat bagi Khadafy. Pasalnya, kota Benghazi dan wilayah Libya timur menjadi simbol perlawanan rakyat Libya pada era kolonial Italia. Tokoh pahlawan legendaris Libya, Omar Mukhtar, melakukan perlawanan sengit terhadap kolonial Italia yang menduduki kota Benghazi dan selanjutnya seluruh wilayah Libya pada 1911.

Sekitar 125.000 rakyat Libya masuk kamp konsentrasi kolonial Italia saat itu dan sepertiga dari jumlah tersebut harus tewas, termasuk Omar Mukhtar, yang dihukum gantung.

Kini, ketika gerakan massa antirezim Khadafy yang sudah berkuasa di Libya lebih dari 41 tahun berkobar, kota Benghazi menjadi sasaran utama amarah massa. Rakyat Libya menganggap, jatuhnya kota Benghazi ke tangan mereka merupakan pintu ke arah pembebasan kota-kota lain dari rezim diktator Khadafy.

Khadafy akan membakar

Dalam pidato lebih dari satu jam yang disiarkan televisi Libya, Selasa (22/2/2011) malam lalu, Khadafy berjanji akan melancarkan serangan suci melawan kaum revolusioner yang antirezimnya. Khadafy menyebut, mereka yang kini menguasai kota Benghazi dan kota-kota lain di Libya timur sebagai pengikut Osama bin Laden yang berhak digempur habis-habisan.

Khadafy menegaskan pula, mereka yang antirezimnya telah berbuat makar dan bisa mendapat hukuman mati. Sampai saat ini, menurut dia, ia belum menggunakan kekuatannya. Namun, jika saatnya tiba, Khadafy ”terpaksa” akan membakar seluruh negeri Libya.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut pidato Khadafy itu sangat mengerikan. Sidang Liga Arab tingkat wakil tetap, Selasa lalu di Kairo, Mesir, juga memutuskan membekukan keanggotaan Libya.

Seorang pejabat tinggi Libya, seperti dikutip harian Asharq Al Awsat, mengatakan, Libya kini berada di ambang perang saudara. Kota Benghazi akan kembali menjadi saksi sejarah perlawanan rakyat terhadap rezim diktator, seperti halnya Omar Mukhtar melawan kolonialisme Italia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com