Kira-kira empat tahun setelah berkuasa, ia melancarkan revolusi budaya. Inti dari revolusi itu adalah penyingkiran semua ideologi dan pengaruh yang berbau asing, seperti kapitalisme dan komunisme. Ia lalu mengembangkan masyarakat baru berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme Libya. Dengan semboyan ”Sosialisme, Persatuan, dan Kebebasan”, ia memimpin negerinya.
Aksi protes dimulai oleh lebih dari 1.000 keluarga korban pembunuhan di Penjara Tripoli pada 1996. Mereka menuntut pembebasan Fethi Tarbel, seorang pengacara. Saat itu, massa meneriakkan slogan-slogan antirezim. Aparat keamanan turun. Demonstrasi tandingan pendukung Khadafy pun muncul. Pola yang sama terjadi di Mesir.
Akan berhenti sampai di sini? Peristiwa Benghazi ibarat sebuah peringatan, ”Pak Kolonel, lonceng pertama sudah berdentang.”
Akankah ada lonceng kematian? Bola api perubahan sudah menggelinding dan akan terus menggelinding di Timur Tengah dan Teluk. Adakah yang mampu menghentikan putaran roda perubahan yang adalah sebuah keniscayaan?