Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Lempari Menteri Mesir dengan Batu

Kompas.com - 03/01/2011, 09:41 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Umat Kristen yang marah melempari seorang menteri Mesir dengan batu, Minggu (2/1/2010), di tengah kekhawatiran yang meningkat akan pecahnya kerusuhan sektarian setelah pengeboman di sebuah gereja yang menewaskan 21 orang pada Sabtu.

Ratusan umat Kristen Koptik berkumpul di dalam gerbang Katedral St Mark, Kairo, yang juga merupakan kantor pusat pemimpin Gereja Koptik, Shenouda III, ketika para pejabat pemerintah datang untuk menyampaikan ucapan dukacita. Namun, mereka disambut dengan ejekan. Tak hanya itu, para demonstran mengejar Menteri Negara untuk Pembangunan Ekonomi Mesir Osman Mohammed Osman ke mobilnya dan melempari dia dengan batu setelah ia bertemu Shenouda.

Para demonstran yang lain bentrok dengan polisi yang berdiri di luar gerbang. Seorang pejabat polisi mengatakan, sedikitnya 40 polisi menderita luka ringan akibat terkena lemparan baru para demonstran. Lebih dari 1.000 orang demonstran menerobos gerbang dan tumpah ke jalan-jalan di dekat Katedral itu. Mereka menghentikan mobil, memukul-mukul atapnya, dan melempari mobil-mobil itu dengan batu.

Sebelumnya, puluhan demonstran mencoba untuk mengepung Imam Al-Azhar, Ahmed al-Tayeb, ulama terkenal di Mesir, dan menggedor mobilnya setelah ia datang menemui pemimpin Gereja Koptik itu. Para petugas polisi juga mengatakan, lebih dari umat 1.000 Koptik berdemonstrasi di luar kementerian luar negeri dan gedung televisi negara yang letaknya berdekatan. Beberapa demonstran melempari kendaraan yang lewat dan merusak banyak mobil.

Itu merupakan hari kedua berturut-turut protes semacam itu. Pada hari Sabtu, para demonstran Kristen mengejek polisi dan menghujani mereka dengan batu dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang pemerintah.

Sementara di Gereja Koptik, kota Aleksandria, di utara negara itu yang menjadi sasaran pengebom bunuh diri, noda darah akibat serangan itu masih terlihat di bagian depan gereja. Beberapa ratus demonstran juga berkumpul di luar gereja, tetapi mereka menyebar di jalan-jalan di dekatnya dan membakar tong-tong sampah setelah polisi mencegah mereka mendekati gereja itu. Serangan bom di kota Mediterania itu memicu protes jalanan di Aleksandria, dan bentrokan pecah antara ratusan pemuda Kristen dengan polisi.

Beluma ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas pengeboman itu. Namun, Al Qaeda sebelumnya telah menyerukan hukuman terhadap Gereja Koptik Mesir atas tuduhan yang mereka katakan bahwa dua perempuan yang merupakan istri dua imam Gereja Koptik telah masuk Islam. Namun, kedua perempuan itu kini ditahan oleh pihak Gereja Koptik.

Seorang pejabat keamanan, Minggu, mengatakan, sekitar 20 orang ditahan untuk ditanyai terkait pengeboman itu, tetapi sejauh ini tidak ada bukti bahwa mereka secara langsung terkait dengan serangan tersebut. Pengeboman itu terjadi dua bulan setelah sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan terhadap Gereja Katolik di Baghdad, Irak, yang katanya bertujuan untuk memaksa pembebasan dua wanita di Mesir itu.

Presiden Hosni Mubarak mengatakan, serangan hari Sabtu itu memiliki ciri khas adanya "tangan asing" dan kementerian dalam negeri juga menyalahkan "unsur asing" dengan menunjuk kelompok militan Islam seperti Al Qaeda. Mubarak berjanji di televisi untuk "memotong kepala ular, menghadapi terorisme, dan mengalahkannya", dan mendesak warga Kristen dan Muslim Mesir agar bersatu dalam menghadapi musuh yang sama.

Sedikitnya 5.000 orang menghadiri pemakaman para korban hari Sabtu malam di sebuah biara di luar Aleksandria. Kerumunan para pelayat meneriakkan slogan-slogan dan menolak untuk menerima ucapan belasungkawa resmi pemerintah. "Tidak, tidak, tidak," teriak mereka saat petugas gereja membaca ucapan belasungkawa dari Mubarak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com