JOS, SENIN -
Hal itu dilakukan menyusul kerusuhan antara pemuda Muslim dan Kristen, dua hari setelah tujuh ledakan bom yang terjadi di malam perayaan hari Natal.
Rangkaian ledakan bom tersebut dilaporkan menewaskan 32 orang dan melukai sedikitnya 100 orang. Terkait kerusuhan yang terjadi Minggu, sejumlah gedung termasuk bangunan gereja dilaporkan dibakar oleh para perusuh.
Menurut para saksi mata, sepanjang kerusuhan juga terdengar suara tembakan. Saat ini, untuk meredakan situasi dan memulihkan keamanan, pihak kepolisian setempat meminta bantuan dari unit-unit kepolisian daerah lain.
Menurut Deputi Inspektur Jenderal Kepolisian Nigeria Aloysius Okorie, empat unit pasukan antihuru-hara dikerahkan dari kota Bauchi, Benue, Kano, dan Gombe.
”Mereka kami kerahkan untuk mendukung pasukan kepolisian di Jos demi mengembalikan keamanan dan situasi kondusif di sana. Saat ini suasananya sudah terkontrol,” tambah Okorie.
Dalam kesempatan terpisah juru bicara Palang Merah, Robin Waudo, menilai penambahan aparat keamanan ke lokasi bentrokan terbukti ampuh menurunkan ketegangan di sana.
Kawasan Jos memang dikenal sebagai wilayah ”sabuk”, tempat bertemunya penduduk kawasan selatan yang mayoritas umat Kristen dengan penduduk utara yang kebanyakan Muslim.
Dalam kondisi seperti itu, benturan diketahui kerap terjadi bahkan dalam satu dekade terakhir, yang juga meminta korban jiwa. Bentrokan terutama dilatarbelakangi perebutan pengaruh politik dan ekonomi serta lahan subur di sana antara kelompok yang mengklaim diri sebagai penduduk asli (selatan) dan para penduduk yang diklaim sebagai pendatang (utara).
Pada awal tahun lalu kekerasan berlatar belakang etnis dan agama juga terjadi dan bahkan sampai memakan korban hingga ratusan jiwa.