Lebih lanjut sejumlah kalangan dari luar mengecam kerusuhan dan kekerasan yang terjadi di Nigeria, terutama aksi peledakan bom yang terjadi pada malam Natal. Mereka meminta Pemerintah Nigeria bisa segera mengungkap, menangkap, dan menyeret pihak-pihak yang bertanggung jawab atas aksi teror itu untuk diadili.
Kecaman tersebut dilontarkan pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Nigeria dan juga Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon.
Mereka yang menjadi korban dalam ledakan bom tersebut kebanyakan orang-orang yang tengah berbelanja untuk menyambut perayaan Natal keesokan harinya. Tidak hanya itu, sebuah gereja juga dilaporkan ikut menjadi sasaran para teroris.
Setahun lalu di malam sama, menjelang hari Natal, sejumlah orang yang diduga anggota kelompok Islam radikal juga melakukan penyerangan terhadap tiga gereja di wilayah utara Nigeria. Dalam kejadian saat itu enam orang tewas dan satu gereja terbakar.
Dalam pernyataan resminya, Ban juga menyampaikan dukacita mendalam ke keluarga para korban ledakan bom.
Sementara itu, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan memastikan, pemerintahannya bakal berupaya keras mengungkap aksi teror tersebut sekaligus juga mencari dan menyelesaikan akar persoalan.
Dilaporkan, dua ledakan bom terjadi di dekat pasar besar di pusat Kota Jos. Ledakan ketiga terjadi di kawasan permukiman orang Kristen, sementara bom keempat meledak di dekat jalan menuju sebuah masjid. Tak satu kelompok pun mengaku bertanggung jawab atas kejadian itu. (AFP/REUTERS/BBC/DWA)