Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Intelijen Pembawa Hikmah

Kompas.com - 20/12/2010, 16:27 WIB

Di salah satu kabel itu AS juga menekan Belanda agar menggunakan bantuan pemerintah untuk memaksa negara-negara penerima bantuannya meneken kesepakatan Kopenhagen soal lingkungan hidup pada Desember 2009 lalu. Belanda, yang menyatakan secara tradisional tidak mau mengaitkan bantuan dengan unsur politik, dengan tekanan AS terpaksa melakukannya.

Juga terdapat upaya keras BHP Billiton melobi pemerintahan Australia agar Chinalco (perusahaan China) tidak jadi membeli Rio Tinto, dengan alasan China akan bisa menguasai sektor pertambangan Australia.

Kita juga melihat bagaimana kelompok itu menekan negara-negara yang dicap pembangkang, seperti Kuba, Venezuela, Ekuador, Bolivia, dan Iran yang menggusur kontraktor asing di bidang perminyakan, demi memobilisasi kekayaan negara untuk kepentingan rakyat sendiri.

Ada pula Pfizer, raksasa farmasi AS, yang menekan Jaksa Agung Nigeria Michael Aondoakaa hanya karena sang Jaksa ingin menyelidiki kematian 11 anak yang mengonsumsi vaksin baru buatan Pfizer, yang terdaftar di Wall Street.

WikiLeaks juga memuat dokumen yang memperlihatkan Shell lebih kuat daripada pemerintahan Nigeria. Di semua departemen kunci di Nigeria, Shell memiliki orang-orangnya sehingga perusahaan minyak Inggris/Belanda ini tahu arah kebijakan Pemerintah Nigeria.

Masih di Nigeria, seorang perusahaan Inggris berkolaborasi dengan duta besar AS, menekan Pemerintah Nigeria yang dituduh menerima suap dari ENI, perusahaan minyak Italia. Proyek minyak itu akhirnya ditinggalkan Italia untuk dilanjutkan perusahaan minyak Inggris.

Negara-negara kaya minyak di Asia Tengah merupakan wilayah miskin. Namun, di negara-negara ini terdapat keluarga para pemimpin yang kaya raya. Di Kazakhstan, kita mendapatkan informasi soal suap yang dilakukan Baker Hughes, perusahaan minyak AS, yang memenangi tender setelah menyuap pejabat perminyakan negara itu.

Jadilah negara-negara tersebut membentuk kawasan di mana rakyat melihat minyak sebagai kutukan, bukan sebagai rezeki.

Sikap Waspada

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, kasus WikiLeaks menjadi pelajaran penting. Pelajarannya adalah agar dokumen rahasia dijaga ketat dan perilaku para diplomat yang menekan dan memeras jangan sampai terjadi.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com