Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Tentang Laporan PBB soal Darfur

Kompas.com - 22/10/2010, 12:40 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — China sedang berusaha menghalangi satu laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengatakan, peluru China digunakan dalam serangan-serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Darfur, kata para diplomat, Rabu.

Laporan itu akan dibahas di satu komisi PBB yang memantau sanksi-sanksi terhadap Sudan, termasuk embargo senjata terhadap wilayah Darfur yang telah dilanda perang sejak tahun 2003. Beijing telah mengancam untuk memblokir laporan itu jika kata-kata dalam laporan tersebut tidak diubah, kata seorang diplomat. China menyatakan menentang forum pakar yang memantau sanksi-sanksi di Dewan Keamanan PBB pada pekan lalu.

Berdasarkan embargo 2005, penjualan senjata ke Sudan resmi, tetapi pemerintah Khartoum harus memberikan jaminan bahwa pasokan itu tidak akan berakhir di Darfur, tempat PBB memperkirakan sedikitnya 300.000 orang telah tewas dalam pemberontakan melawan pemerintah.

Menurut para diplomat, laporan itu mengatakan bahwa selongsong-selongsong peluru yang ditemukan di tempat kejadian serangan-serangan terhadap tentara PBB di Darfur adalah buatan China, Sudan, dan Israel. "Itu bukan rahasia lagi bahwa China memasok senjata ke Afrika," kata diplomat lainnya.

Namun, tidak ada bukti bahwa peluru-peluru itu dipasok langsung ke Sudan, dan mereka bisa saja membeli di mana pun di pasar senjata Afrika. China adalah salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan dan bisa menggagalkan suatu resolusi yang akan dikeluarkan dewan itu.

Pada pekan lalu, Beijing mengancam akan memblokir satu resolusi tentang perpanjangan mandat para pakar komisi sanksi Sudan, kata diplomat itu. Pada akhirnya China bersikap abstain setelah melakukan pembicaraan-pembicaraan dengan Amerika Serikat. "China sangat prihatin terhadap laporan tahunan yang diajukan oleh forum pakar tentang sanksi Sudan itu, dan percaya bahwa ada banyak ruang untuk memperbaiki kinerja forum," kata perwakilan China kepada Dewan Keamanan, untuk membenarkan sikap abstainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com