Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Warga Korut Tewas Akibat Banjir

Kompas.com - 16/09/2010, 00:57 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Belasan orang tewas di Korea Utara setelah hujan lebat dan tanah longsor akibat topan yang melanda semenanjung Korea awal bulan ini, demikian dikatakan media pemerintah, Rabu (15/9/2010).

Korsel pekan ini menanggapi permintaan Pyongyang bagi bantuan darurat untuk para korban banjir, terbaru dalam serangkaian tanda-tanda kerukunan antara kedua negara yang berseteru itu.

Kedua Korea berada dalam situasi yang tegang sejak Seoul menuduh Pyongang mentorpedo kapal perang itu yang menewaskan 46 pelaut.

Pyongyang membantah tuduhan itu dan mengatakan pihaknya akan melakukan pembalasan dengan kekuatan militer jika Korsel memberlakukan sanksi-sanksi.

Hujan deras di negara miskin itu dalam dua bulan belakangan ini menyebabkan banjir besar dan menghancurkan produksi pangan dalam satu tahun menyebabkan satu ton kekurangan pangan yang diperlukan untuk 23 juta jiwa penduduk negara itu.

"Belasan orang tewas di seluruh negara itu akibat hujan deras, angin kencang dan tanah longsor," kata kantor berita remsi Korut, KCNA mengacu pada topan Kompasu yang menghantam semenanjung Korea pada 2 September.

"Lebih dari 8.000 rumah hancur dan lebih dari 30.000 hektar tanah pertanian terendam. Sekitar 65 km jalur kereta api hancur," kata KCNA.

Korsel, Senin menawarkan akan mengirim 5.000 ton beras dan semen untuk membantu Korut membangun kembali prasarana yang hancur akibat banjir itu, paket bantuan penting pertama dalam lebih dari dua tahun.

Presiden Lee Myug-bak yang nyaris memutuskan hubungan dengan dengan Korut ketika ia mulai memerintah tahun 2008, berikar akan mendesak Pyongyang menghentikan program nuklirnya dengan imbalan bantuan dan hubungan ekonomi yang lebih baik.

Lee pekan lalu mengatakan ia mengharapkan hubungan perdagangan dapat diperluas dengan Korut dengan membangun satu kawasan pabrik apabila kedua negara yang berseteru itu dapat menghentikan ketegangan.

Tanda-tanda kerukunan itu berbarengan dengan persiapan-persiapan di Korut bagi satu pertemuan penting Partai Pekerjanya yang berkuasa dalam 30 tahun, kemungkinan untuk mengangkat putra bungsu Kim Jong Il, sebagai penggantinya.

Tetapi dengan tidak adanya laporan dari Korut bahwa pertemuan itu telah dimulai menambah kuat spekulasi di Korsel bahwa Kim mungkin sakit atau penanganan akibat banjir di seluruh negara itu membuatnya sulit untuk melaksanakan pertemuan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com