Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa WNI yang Divonis Mati di Malaysia?

Kompas.com - 27/08/2010, 14:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berikut data tiga WNI, yakni Ruslan alias Parlan Bin Dadeh, Tarmizi Bin Yakob, dan Bustamam Bin Bukhari yang telah divonis hukuman mati oleh Pemerintah Malaysia.

Ruslan alias Parlan Bin Dadeh Nomor Banduan: 10,308,630 Penjara: Kajang Tempat Tanggal Lahir: Meunasah, Tumpok, Barong Blang, Bladeh, Bireun, 1973 Alamat di Indonesia: Tumpok, Baroh Blang, Bladeh, Bireun Paspor/ID: tidak ada keterangan Tanggal penangkapan: 8 November 2000 Jenis kasus: Membawa 436,2 gram ganja Dadah 39 B Mahkamah: Rayuan sudah tolak, naik Makamah Persekutuan Sidang terakhir: 29/3/2006 ditolak oleh Mahkamah

Tarmizi bin Yakob Nomor Banduan: 10605 Penjara: Kajang Tempat Tanggal Lahir: Bireun, 1976 Alamat di Indonesia: Desa Cerucok Barat, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun Paspor/ID: tidak ada keterangan Tanggal penangkapan: - Jenis kasus: 39 B (ADB) 3000 gram ganja Dadah Mahkamah: Mahkamah Kuala Lumpur Sidang terakhir: 25 Desember 2004

Bustamam Bin Bukhari (Nama Passport) alias Muliadi (Nama Asli) Nomor Baduan: 524897/100011208 Penjara: Kajang Tempat Tanggal Lahir: Samalanga, 1973 Alamat di Indonesia: Desa Rem Baroh, Kecamatan Samalanga Paspor/ID: tidak ada keterangan Tanggal penangkapan: - Jenis kasus: 39 B (ADB) 3000 gram ganja Dadah Mahkamah: Mahkamah Rayuan (ditolak) Sidang terakhir: Room 1, 4th floor, Wisma Ann Koai, (old MCA Bldg) 67, Jl. Ampong, KL

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com